Bisnis.com, JAKARTA — Grup Salim turut berduka atas meninggalnya Bambang Subianto. Adapun, Bambang menjabat sebagai komisaris independen di dua Grup Salim, yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET).
Sebagai konteks, ICBP merupakan produsen makanan seperti mi instan merek Indomie. Adapun, DNET merupakan entitas bisnis, yang salah satunya memegang saham ritel Indomaret.
Manajemen DNET menyampaikan keterbukaan informasi sehubungan dengan meninggalnya Bambang Subianto selaku Komisaris Independen.
"Perihal susunan dewan komisaris terbaru akan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham terdekat," papar manajemen DNET dalam keterangan tertulis.
ICBP juga menyampaikan meninggalnya Bambang Subianto selaku Komisaris Independen, Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Anggota Komite Audit.
Bambang Subianto merupakan mantan Menteri Keuangan era B. J. Habibie, dan meninggal dunia dalam usia 77 tahun pada Jumat (4/11/2022) pukul 16.54 WIB di RS Pondok Indah Jakarta Selatan.
Baca Juga
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi membenarkan hal tersebut. Dia dan seluruh unsur Kementerian Keuangan menyampaikan duka cita yang mendalam.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah Bapak Bambang Subianto pada pukul 16.54 WIB di RS Pondok Indah Selatan,” ujar Heru kepada Bisnis, Jumat (4/11/2022).
Rencananya, almarhum akan disemayamkan di rumah duka Jalan Kemang Dalam IX No. F27, Jakarta.
Bambang Subianto lahir di Madiun, Jawa Timur pada 10 Januari 1945. Dia merupakan lulusan Fakultas Teknik Kimia ITB pada 1973, dan bergabung dengan Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi UI sebagai peneliti dan menjadi dosen di FE UI pada 1975. Pada 1978, Bambang kembali melanjutkan pendidikan di Universitas Katolik Leuven, Belgia.
Kemudian pada 1988, dia bergabung dengan Departemen Keuangan dan ditugaskan sebagai Direktur pada Direktorat Institut Keuangan dan Akuntansi, dan dipromosikan sebagai Dirjen pada Direktorat Lembaga Keuangan di Departemen Keuangan.
Bambang selanjutnya ditunjuk sebagai Kepala BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) yang pertama pada Januari 1998 dan pada Mei 1998 ditunjuk Presiden B. J. Habibie sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Reformasi Pembangunan untuk menangani krisis perbankan yang meluas, di tengah gejolak krisis moneter 1998.
Usai menjabat sebagai Menteri Keuangan, Bambang diketahui bergabung dengan Ernst & Young sebagai partner pada Juli 2000-2005.
Bambang juga tercatat sebagai komisaris di berbagai perusahaan, antara lain PT Star Energy Investments (2008-2011), PT Unilever Indonesia (2008-2015), dan PT Jamsostek (2009-2014).