Bisnis.com, JAKARTA – Bagi investor pemula, banyak sekali istilah dalam pasar modal yang perlu diketahui seperti dovish, hawkish, bearish, dan bullish.
Keempat istilah ini wajib dipahami untuk mempermudah investasi saham dalam memahami arah kebijakan bank sentral.
Pada dasarnya dovish dan hawkish diartikan oleh para investor sebagai sebuah indikator, sinyal, atau peringatan tentang sebelum terjadinya situasi yang disebut dengan bullish atau bearish.
Dengan demikian, dovish dan hawkish merupakan kondisi sebelum (pra), sedangkan bullish dan bearish adalah kondisi sesudah (pasca). Namun, apa sebenarnya pengertian dari dovish, hawkish, bullish dan bearish itu?
Ini Pengertian Dovish, Hawkish, Bullish, dan Bearish
Pengertian Dovish
Dovish didasarkan pada kata 'dove' (merpati), hewan yang diidentik memiliki sifat jinak, penurut, dan lembut.
Dovish merupakan sebuah kondisi yang memungkinkan bank sentral untuk menunda menaikkan suku bunga atau melonggarkan kebijakan moneter.
Baca Juga
Jika bank sentral menyampaikan pernyataan bernada 'dovish', maka hal ini diartikan dengan bank sentral yang cenderung menahan atau menunda kenaikan suku bunga.
Tak hanya itu, dalam hal ini bank sentral juga bisa saja menurunkan suku bunga, menambah stimulus moneter, atau melakukan variasi kebijakan yang terukur.
Dovish biasanya identik dengan situasi dan kondisi di sebuah negara yang sedang kurang stabil atau buruk.
Pesan dovish juga digunakan sebagai ungkapan ketidakyakinan bank sentral yang menyebabkan kepercayaan para investor atas negeri tersebut berkurang.
Arti Hawkish
Hawkish berasal dari kata 'Hawk' (elang), merupakan simbol hewan yang identik dengan sifatnya yang agresif, mampu terbang dengan cepat untuk menyerang target mangsanya.
Berbanding terbalik dengan dovish, hawkish merupakan kemungkinan bank sentral dalam menaikkan suku bunga atau memperketat kebijakan moneter karena adanya suatu hal yang harus segera direspons dan dicapai untuk menjaga stabilitas moneter.
Jika bank sentral menyampaikan pesan hawkish, maka hal ini mengisyaratkan bahwa mereka akan segera menaikkan suku bunga dalam waktu tertentu dengan kecepatan yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Dalam teorinya, sikap hawkish atau rencana kenaikan suku bunga ini akan mendapat respon positif karena berpotensi meningkatkan imbal hasil yang diterima dalam instrumen investasi di suatu negara.
Meskipun demikian, hal ini juga tidak menutup kemungkinan akan adanya kenaikan keuntungan yang tidak maksimal jika pelaku pasar sudah melakukan antisipasi sekalipun.
Pengertian Bearish
Melansir dari situs Otoritas Jasa keuangan (OJK), Bearish merujuk pada kata 'bear' (beruang). Jika kita mengamati cara beruang menyerang, sebenarnya ini sudah cukup menjelaskan asal muasal penggunaan istilah tersebut.
Beruang akan menyerang menggunakan cakarnya dengan pola gerakan dari atas ke bawah. Hal tersebut digambarkan sebagai kondisi pasar pada saat penjualan banyak terjadi dan pasar menurun atau melemah (bearish).
Jadi bearish adalah pasar yang sedang mengalami penurunan. Sebuah pasar biasanya tidak dianggap sebagai bearish yang sebenarnya, kecuali telah jatuh sebesar 20 persen atau lebih. Bearish ditandai dengan harga saham yang terus turun.
Hal ini menghasilkan tren penurunan yang diyakini investor akan terus berlanjut selama bearish ekonomi melambat dan pengangguran meningkat karena perusahaan mulai memberhentikan para pekerjanya.
Pengertian Bullish
Bullish diambil dari kata 'Bull' (banteng),hewan yang identik dengan kemampuan menyerang dengan menyerbu secara cepat dan mengangkat tanduk dikepalanya ke atas untuk menusuk targetnya.
Hal tersebut digambarkan sebagai suatu kondisi sebuah pasar yang sedang mengalami tren naik atau penguatan (bullish).
Jadi bullish merupakan pasar yang sedang naik daun, di mana kondisi ekonomi umumnya menguntungkan.
Pasar modal sangat dipengaruhi oleh sikap investor, istilah ini juga menunjukkan bagaimana perasaan investor tentang pasar dan tren ekonomi berikutnya.
Kondisi bullish ditandai dengan adanya kenaikan harga yang berkelanjutan. Dalam kasus pasar ekuitas, bullish menunjukkan kenaikan harga saham perusahaan.
Pada saat seperti itu, investor sering kali memiliki keyakinan bahwa tren naik akan berlanjut dalam jangka panjang. Dalam skenario ini, ekonomi negara biasanya kuat dan tingkat pekerjaan tinggi.