Bisnis.com, JAKARTA - Emiten holding BUMN Semen, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) menerangkan hasil penilaian Kantos Jasa Penilaian Publik (KJPP), inbreng saham pemerintah di PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR) ke SMGR senilai Rp2,85 triliun.
Mengutip prospektus yang diterbitkan SMGR, Kamis (3/11/2022), emiten dengan pangsa pasar semen tertinggi ini menerangkan objek transaksi inbreng saham yakni 7,49 miliar saham Seri B yang mewakili 75,51 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMBR.
Penyetoran saham milik Negara Republik Indonesia sebesar 7.499.999.999 saham seri B dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMBR ke dalam Perseroan dilakukan dengan mengacu pada nilai pasar sesuai penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Toto Suharto dan Rekan 'TnR'.
"Penyetoran ini menggunakan laporan keuangan per 30 Juni 2022 yang telah diaudit oleh KAP Imelda dan Rekan dengan hasil penilaian sebesar Rp2,85 triliun," jelas prospektus.
Berdasarkan perhitungan SMGR, value creation yang berpotensi tercipta selama kurun waktu 5 tahun pasca inbreng saham ini sebesar Rp1,65 triliun.
Bagi pemegang saham, dengan meningkatnya profitabilitas perseroan maka akan meningkatkan value perusahaan dan potensi memberikan dividen yang lebih besar.
Baca Juga
Dengan kepemilikan saham mayoritas Perseroan terhadap SMBR, laporan keuangan SMBR akan terkonsolidasi dengan laporan keuangan SMGR. Hal ini akan meningkatkan pendapatan konsolidasian di masa mendatang.
Seiring dengan inbreng saham melalui rights issue tersebut, SMGR juga menerbitkan rights issue porsi publik sebanyak-banyaknya 1,07 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp100 atau mewakili sebanyak-banyaknya 18,04 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun, harga pelaksanaan rencana PMHMETD akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam prospektus rencana PMHMETD. Bagi pemegang saham tidak melaksanakan rights issue miliknya, maka persentase kepemilikannya atas Perseroan akan terdilusi hingga sebanyak-banyaknya sebesar 15,28 persen.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022 yang belum diaudit, SMGR mencatatkan pendapatan Rp25,28 triliun turun 0,19 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu Rp25,33 triliun.
Namun, SMGR berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 18,9 persen menjadi Rp1,65 triliun dari posisi Rp1,38 triliun pada kuartal III tahun lalu. Sementara, marjin laba bersih meningkat 1 persen menjadi 6,5 persen dibandingkan tahun lalu.
Kontribusi pendapatan sebenarnya dari penjualan semen mengalami pertumbuhan menjadi Rp21,02 triliun dari Rp20,5 triliun. Namun, penjualan Terak turun dari Rp2,68 triliun menjadi Rp1,89 triliun, sehingga terjadi penurunan tipis pada pendapatan konsolidasi.
Perbaikan kinerja terlihat dari efisiensi yang berhasil dilakukan SMGR dengan mengurangi beban penjualan menjadi Rp2,02 triliun dari Rp2,2 triliun, beban umum dan administrasi turun 5,7 persen menjadi Rp2 triliun.
Selanjutnya, SMGR juga mencatatkan penurunan beban keuangan signifikan 20 persen menjadi Rp957,72 miliar. Hal ini disertai kenaikan pendapatan operasi lainnya dari posisi beban atau rugi Rp37,05 miliar menjadi pendapatan Rp80,98 miliar.