Bisnis.com, JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), yang sebagian sahamnya dipegang Menparekraf Sandiaga Uno, melaporkan pertumbuhan Net Asset Value (NAV) pada kuartal III/2022 di tengah turunnya laba bersih perusahaan.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, Senin (31/10/2022), SRTG mencatatkan NAV sebesar Rp64,9 triliun hingga kuartal III/2022. Angka tersebut naik 42 persen dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama di tahun 2021 sebesar Rp45,8 triliun (year-on-year).
Sementara itu, laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham pada 9 bulan pertama tahun 2022 adalah sebesar Rp7,14 triliun. Jumlah tersebut menurun 49,25 persen dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp14,07 triliun
Khusus di kuartal III/2022, SRTG mencatatkan laba bersih senilai Rp3,8 triliun, meningkat tajam dibandingkan rugi bersih sebesar Rp253 miliar pada kuartal II/2022 sebelumnya.
Saratoga membukukan pendapatan dividen sebesar Rp1,4 triliun sampai akhir kuartal III/2022, naik 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Dividen tersebut terutama berasal dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX), serta PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG).
Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya menjelaskan, pertumbuhan NAV Saratoga di tengah tingginya tingkat volatilitas global menunjukkan bahwa strategi investasi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik.
Baca Juga
Ia menjelaskan, peningkatan perolehan dividen dan kenaikan nilai portofolio investasi menjadi katalis utama menguatnya fundamental Saratoga hingga akhir September 2022. Pihaknya berusaha menjaga momentum pertumbuhan dan mengoptimalkan kinerja setiap portofolio investasi agar dapat tumbuh positif, sehingga ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Michael melanjutkan, SRTG optimistis perekonomian Indonesia tetap mampu menghadirkan peluang-peluang investasi dengan potensi pertumbuhan tinggi dalam jangka panjang.
“Dengan pengalaman dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, Saratoga akan mengambil inisiatif untuk melanjutkan investasinya di sektor-sektor strategis seperti infrastruktur digital, pelayanan kesehatan, energi terbarukan dan konsumer,” katanya.
Selanjutnya, di tengah tren kenaikan inflasi dan suku bunga di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, SRTG terus melanjutkan penguatan neraca keuangan melalui strategi pengurangan utang dan efisiensi operasional.
Hingga kuartal III/2022, Saratoga telah berhasil mengurangi utang hingga 29 persen menjadi Rp1,7 triliun, dibandingkan semester I/2022 sebesar Rp2,4 triliun.
Pengurangan utang merupakan bagian dari upaya SRTG untuk menjaga efisiensi operasional, sehingga rasio utang dan biaya berada pada level yang sehat.
Hingga kuartal III/2022, Perseroan mencatat annualized operating costs-to-NAV ratio sebesar 0,3 persen serta loan-to-value ratio pada level 0,9 persen.
Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Devin Wirawan, mengungkapkan likuiditas Saratoga hingga kuartal III/2022 sangat sehat dengan dana kas mencapai Rp 1,1 triliun.
“Dengan dukungan likuiditas yang kuat dan rasio pinjaman yang rendah memungkinkan Saratoga untuk mengoptimalkan setiap peluang investasi yang ada. Kami memiliki beberapa opsi investasi yang sejalan dengan rencana bisnis Saratoga ke depan,” ungkap Devin.