Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Saham Unilever (UNVR) Anjlok Lagi Mentok ARB

Saham Unilever (UNVR) anjlok lagi hari ini, turun 340 poin atau 6,83 persen ke level Rp4.640.
Saham Unilever (UNVR) anjlok lagi hari ini, turun 340 poin atau 6,83 persen ke level Rp4.640. /Bloomberg
Saham Unilever (UNVR) anjlok lagi hari ini, turun 340 poin atau 6,83 persen ke level Rp4.640. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) terpantau terus mengalami penurunan pada perdagangan awal pekan, Senin (31/10/2022).

Saham UNVR tercatat turun 340 poin atau 6,83 persen ke level 4.640. Penurunan ini membuat saham UNVR terkena auto reject bawah (ARB).

Hingga pukul 10.37 WIB, saham UNVR tercatat menjadi top losers, dengan diperdagangkan sebanyak 17.970 kali, dengan nilai Rp340,1 miliar. Sebelumnya, pada akhir perdagangan Jumat (28/10/2022), harga saham UNVR turun 6,92 persen ke 4.980, juga mentok ARB. 

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami penguatan 51,26 poin atau 0,73 persen ke level 7.107 hingga pukul 10.37 WIB.

Sebelumnya, UNVR melaporkan capaian laba bersih sebesar Rp4,61 triliun sampai akhir kuartal III/2022, naik 5,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp4,37 triliun. Kenaikan laba ini sejalan dengan tumbuhnya penjualan.

Selama periode sembilan bulan 2022, UNVR mengakumulasi penjualan sebesar Rp31,53 triliun atau naik 5,0 persen secara tahunan dibandingkan dengan Rp30,02 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Segmen rumah tangga dan perawatan tubuh menjadi kontributor penjualan terbesar dengan nilai Rp20,83 triliun selama Januari—September 2022. Nilai penjualan ini naik 3,91 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp20,05 triliun.

Sementara itu, segmen makanan dan minuman membukukan penjualan sebesar Rp10,70 triliun atau tumbuh 7,27 persen yoy dibandingkan dengan Rp9,97 triliun pada tahun lalu.

Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan anjloknya saham UNVR sejauh ini disinyalir hanya mengalami aksi profit taking.

"Pergerakannya masih wajar karena belum membuat tren naiknya patah," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (28/10/2022).

Ivan menyebutkan support Rp4.650 diperkirakan menjadi penentu apakah tren naik berlanjut atau kemudian terjadi pergerakan konsolidasi.

"Jikapun terkait penarikan produk dry shampoo di AS maka dari UNVR sendiri sudah memastikan bahwa produk tidak ada di pasaran Indonesia," imbuhnya.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Pebe Peresia dalam risetnya menyampaikan pada kuartal III/2022, kinerja UNVR di bawah ekspektasi. Pendapatan UNVR turun 5,2 persen pada kuartal III/2022 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, walaupun perseroan telah menurunkan harga jual rata-rata (ASP) di periode tersebut guna menjaga market share.

Gross Profit Margin (GPM) UNVR juga melemah, turun 208 basis poin dari kuartal sebelumnya menjadi 45,7 persen akibat kenaikan harga sejumlah bahan baku, walaupun harga CPO telah turun 45,9 persen dari nilai tertingginya pada April 2022), salah satunya harga petrokimia.

Secara akumulatif sepanjang sembilan bulan 2022, UNVR membukukan pendapatan sebesar Rp31,5 triliun naik 5 persen yoy, dengan laba bersih sebesar Rp4,6 triliun, naik 5,3 persen yoy, di bawah ekspektasi Samuel Sekuritas, atau sekitar 71,5 persen dari proyeksi setahun penuh 2022 dari SSI.

Mengingat kinerja kuartal III/2022 yang kurang baik, Samuel Sekuritas Indonesia merevisi proyeksi UNVR dengan GPM 2022 yang diturunkan menjadi 46,9 persen dari sebelumnya 50,8 persen, yang menyebabkan proyeksi laba kotor turun 7,6 perssn dari proyeksi analis sebelumnya menjadi Rp19,8 triliun.

Proyeksi laba operasional dan laba bersih juga direvisi turun masing-masing 7,7 persen dan 7,7 persen dari proyeksi sebelumnya.

"Dengan perubahan proyeksi tersebut, kami perkirakan UNVR akan mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang kurang signifikan, sekitar 3,4 persen yoy menjadi Rp6 triliun, atau 19,5 persen lebih rendah dari laba bersih pre-pandemi," jelas Pebe.

Dengan sejumlah faktor di atas, Samuel Sekuritas Indonesia mengubah rekomendasi dari BUY menjadi HOLD dengan target harga Rp5.200, merepresentasikan 30,0 kali PE 2023. Adapun, risiko yang membayangi di antaranya kenaikan bahan baku, pelemahan daya beli masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper