Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Rating Saham Unilever Indonesia (UNVR) Turun Lagi?

Secara bertahap, analis mengurangi rekomendasi buy terhadap saham Unilever Indonesia (UNVR)
Sanjiv Mehta (tengah), resmi menjadi Presiden Komisaris PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR). /Bisnis-Iim F. Timorria.
Sanjiv Mehta (tengah), resmi menjadi Presiden Komisaris PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR). /Bisnis-Iim F. Timorria.

Bisnis.com, JAKARTA — Sederet analis mulai melakukan penyesuaian rating terhadap saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR). Terakhir, adalah Tim Riset BRI Danareksa Sekuritas yang mengubah rekomendasi terhadap emiten konsumer distributor Pepsodent dan Dove tersebut dari buy menjadi hold.

Target harga pun diturunkan, dari Rp5.350 jadi Rp5.100 per saham.

BRI Danareksa Sekuritas bukan satu-satunya. Menurut konsensus Bloomberg per Minggu (30/10/2022), dari 29 analis yang mengkover saham UNVR, mayoritas yakni 13 analis (44,8 persen) juga menyematkan rating hold alias netral. Hanya 7 analis (24,1 persen) yang merekomendasikan buy atau beli, dan sisanya 9 analis (31 persen) bahkan menyarankan sell atau jual.

Menurut analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto, tekanan pada margin kotor UNVR potensial berlanjut hingga kuartal pemungkas 2022, seiring biaya produksi yang lebih tinggi dan situasi inflasi. Kondisi ini berpotensi membuat perusahaan melanjutkan kebijakan pengurangan stok di tingkat ritel.

Penjualan UNVR sepanjang Januari—September 2022 tercatat tumbuh 5 persen secara tahunan. Penjualan segmen premium dan value menjadi kontributor pertumbuhan terbesar dengan kenaikan masing-masing sebesar 7,7 persen dan 7,6 persen.

Kontribusi penjualan melalui kanal e-commerce juga memperlihatkan hasil positif, dengan estimasi kontribusi diproyeksikan mencapai 15 persen pada 2025.

“Perusahaan melaporkan penjualan di general market mencapai 7,1 persen. Kebijakan pengurangan stok di tingkat eceran mungkin berlanjut karena Unilever Indonesia ingin menyehatkan inventory-nya,” kata Natalia dikutip Minggu (30/10/2022).

Natalia juga menyoroti soal margin laba kotor yang turun menjadi 47,3 persen per September 2022 dari 48,2 persen pada semester I/2022. Namun segmen food and nourishment membukukan margin operasional yang lebih tinggi di 21,5 persen akibat kinerja positif produk bumbu dan dari Unilever Food Solution (UFS).

Di sisi lain, margin operasional segmen produk kesehatan dan perawatan tubuh terkontraksi menjadi 25,2 persen karena harga bahan baku yang lebih tinggi. Rasio belanja operasional terhadap pendapatan juga turun menjadi 28,3 persen dibandingkan dengan 30,9 persen pada Januari—September 2021 akibat penghematan pembayaran royalti di kuartal I/2022.

“Hal ini membuat laba bersih UNVR naik 5,3 persen menjadi Rp4,6 triliun. Angka ini setara dengan 71 persen estimasi kami dan 73 persen dari perkiraan konsensus. Tanpa penghematan di kuartal I/2022, laba bersih UNVR diperkirakan menjadi Rp4,25 triliun atau turun 2,9 persen yoy,” lanjutnya.

Melihat performa ini, BRI Danareksa Sekuritas menurunkan rekomendasi untuk UNVR menjadi hold. Biaya produksi yang lebih tinggi daripada tahun lalu, ditambah dengan tekanan inflasi diperkirakan bakal membuat perusahaan melanjutkan kebijakan stok barangnya.

BRI Danareksa Sekuritas lantas menurunkan proyeksi kenaikan pendapatan untuk 2022 dan 2023 menjadi 8 persen dan 5 persen. Namun sejumlah kebijakan diyakini bakal menolong Unilever untuk tetap membukukan kenaikan pendapatan menjadi 6,6 persen pada 2023.

----

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper