Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) anjlok pada perdagangan Jumat (28/10/2022) dan menyentuh batas nyaris kena Auto Reject Bawah (ARB) akibat aksi ambil untung (profit taking). Apakah masih ada kesempatan untuk beli?
Harga saham UNVR pada akhir perdagangan Jumat turun 6,92 persen ke Rp4.980. Dalam sepekan, sahamnya mencatat menurun 6,04 persen, tetapi masih naik 21,17 persen secara year to date (ytd). Kapitalisasi pasar UNVR Rp189,99 triliun, terbesar ke-9 di Bursa Efek Indonesia.
Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan anjloknya saham UNVR sejauh ini disinyalir hanya mengalami aksi profit taking.
"Pergerakannya masih wajar karena belum membuat tren naiknya patah," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (28/10/2022).
Ivan menyebutkan support Rp4.650 diperkirakan menjadi penentu apakah tren naik berlanjut atau kemudian terjadi pergerakan konsolidasi.
"Jikapun terkait penarikan produk dry shampoo di AS maka dari UNVR sendiri sudah memastikan bahwa produk tidak ada di pasaran Indonesia," imbuhnya.
Baca Juga
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Pebe Peresia dalam risetnya menyampaikan pada kuartal III/2022, kinerja UNVR di bawah ekspektasi. Pendapatan UNVR turun 5,2 persen pada kuartal III/2022 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, walaupun perseroan telah menurunkan harga jual rata-rata (ASP) di periode tersebut guna menjaga market share.
Gross Profit Margin (GPM) UNVR juga melemah, turun 208 basis poin dari kuartal sebelumnya menjadi 45,7 persen akibat kenaikan harga sejumlah bahan baku, walaupun harga CPO telah turun 45,9 persen dari nilai tertingginya pada April 2022), salah satunya harga petrokimia.
Secara akumulatif sepanjang sembilan bulan 2022, UNVR membukukan pendapatan sebesar Rp31,5 triliun naik 5 persen yoy, dengan laba bersih sebesar Rp4,6 triliun, naik 5,3 persen yoy, di bawah ekspektasi Samuel Sekuritas, atau sekitar 71,5 persen dari proyeksi setahun penuh 2022 dari SSI.
Mengingat kinerja kuartal III/2022 yang kurang baik, Samuel Sekuritas Indonesia merevisi proyeksi UNVR dengan GPM 2022 yang diturunkan menjadi 46,9 persen dari sebelumnya 50,8 persen, yang menyebabkan proyeksi laba kotor turun 7,6 perssn dari proyeksi analis sebelumnya menjadi Rp19,8 triliun.
Proyeksi laba operasional dan laba bersih juga direvisi turun masing-masing 7,7 persen dan 7,7 persen dari proyeksi sebelumnya.
"Dengan perubahan proyeksi tersebut, kami perkirakan UNVR akan mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang kurang signifikan, sekitar 3,4 persen yoy menjadi Rp6 triliun, atau 19,5 persen lebih rendah dari laba bersih pre-pandemi," jelas Pebe.
Dengan sejumlah faktor di atas, Samuel Sekuritas Indonesia mengubah rekomendasi dari BUY menjadi HOLD dengan target harga Rp5.200, merepresentasikan 30,0 kali PE 2023. Adapun, risiko yang membayangi di antaranya kenaikan bahan baku, pelemahan daya beli masyarakat.