Bisnis.com, JAKARTA – Tren pemulihan ekonomi dan nilai tukar rupiah yang cukup optimal menjadi sejumlah sentimen utama yang menopang prospek emisi obligasi korporasi di sisa tahun ini.
Kepala Divisi Pemeringkatan Nonjasa Keuangan I Pefindo Niken Indriarsih menjelaskan, emisi obligasi korporasi masih akan ramai pada kuartal IV/2022. Pefindo pun memproyeksikan nilai penerbitan surat utang korporasi dapat mencapai Rp153,24 triliun hingga akhir tahun 2022.
“Per 30 September kemarin sudah terbit Rp131,29 triliun. Kami prediksi sisanya sekitar Rp21 triliun masih bisa terbit di kuartal IV/2022,” jelasnya dalam acara konferensi pers virtual, Selasa (25/10/2022).
Ia menuturkan, prospek obligasi korporasi ditopang oleh tren pemulihan ekonomi yang berlanjut pada tahun ini. Hal tersebut membuat perusahaan membutuhkan modal tambahan untuk meningkatkan kegiatan bisnisnya.
Nilai tukar rupiah yang optimal juga akan meningkatkan minat perusahaan untuk menerbitkan surat utang. Menurutnya, meski berada dalam fase koreksi, nilai tukar rupiah termasuk cukup stabil dibandingkan dengan negara – negara rekanannya (peer).
“Stabilitas nilai tukar membuat premi – premi emisi obligasi saat ini lebih rendah, sehingga kami memandang tahun ini issuer masih memiliki kesempatan untuk emisi surat utang,” tambahnya.
Baca Juga
Di sisi lain, ia menambahkan prospek emisi obligasi korporasi juga dibayangi oleh laju inflasi yang tinggi. Namun, Suhindarto mengatakan Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah – langkah intervensi yang tepat guna menjaga stabilitas nilai tukar dan daya beli masyarakat.
Selain itu, penerbitan surat utang juga didasarkan pada kebutuhan refinancing perusahaan. Ia mengatakan, ada sekitar Rp45 triliun obligasi korporasi yang akan jatuh tempo pada kuartal IV/2022.