Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Era Suku Bunga Tinggi, Pengelola Reksa Dana Bisa Apa?

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) hingga 100 basis poin sepanjang tahun ini menjadi tekanan bagi pasar reksa dana.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Para manajer investasi dinilai perlu bergerak lebih lincah agar aktivitas investasi di reksa dana tetap atraktif di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia membawa dampak berbeda terhadap dua aset dasar reksa dana yakni surat utang dan saham. Di pasar surat utang, imbal hasil SUN acuan tenor 10 tahun mencapai 7,7 persen atau mengalami penurunan harga sedangkan IHSG dibuka menguat ke 7.069. 

Adapun, indeks reksa dana saham secara tahun berjalan (year-to-date/ytd) menguat tipis 1,12 persen, reksa dana campuran 4,2 persen, reksa dana pendapatan tetap turun 1,22 persen, dan reksa dana pasar uang tumbuh 2,02 persen. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menerangkan kondisi suku bunga BI yang naik berdampak terhadap reksa dana pendapatan tetap. 

Dengan demikian, reksa dana saham dan campuran yang lebih fleksibel cenderung menjadi pilihan investor. Namun, tetap saja saham pun tak lepas dari potensi tekanan.  

"Hanya memang saat ini fund manager cukup aktif menyesuaikan portofolio dengan kondisi pasar dan tekanan pasar. Fund manager akan mengikuti dinamika pasar yang ada, dengan cara itu mereka akan mengoptimalkan kinerja portofolio mereka," jelasnya kepada Bisnis, Senin (24/10/2022).

Menurutnya, keaktifan manajer investasi dalam menyesuaikan dinamika pasar menghasilkan kinerja reksa dana saham dan campuran yang masih positif secara tahun berjalan.

Dia juga menilai reksa dana pendapatan tetap juga masih dapat memanfaatkan momentum. Walaupun rata-rata pertumbuhan negatif reksa tetap secara umum  akan tetap minus.

Alasannya, karena reksa dana ini berkaitan langsung dengan kondisi makro terutama dari sisi suku bunga acuan. Suku bunga acuan global, The Fed naik, dan masih cukup agresif naikan tahun ini, sehingga kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga bakal turut meningkat.

BI Rate sudah naik 100 basis poin tahun ini, sehingga diikuti naiknya yield obligasi negara dan korporasi. Alhasil kinerja reksa dana pendapatan tetap menjadi negatif. Padahal, pada kuartal I/2022 sebelum periode kenaikan suku bunga acuan terjadi, reksa dana pendapatan tetap masih tumbuh.

"Reksa dana pendapatan tetap tertekan, di pandemi saat yield kita cukup rendah, penguatan terjadi sehingga harganya naik, tahun ini tren turun harganya, masih akan sampai akhir tahun," terangnya.

Bagi para investor reksa dana lanjutnya, harus kembali melihat seberapa besar mampu menanggung risiko, baik risiko pasar maupun risiko produk. 

"Secara umum itu jadi perhatian, kondisi makro, inflasi, suku bunga, perhatian reksa dana pendapatan tetap, sementara kinerja emiten juga seberapa sehat bisa bayar utang mereka menjadi acuan campuran dan saham," urainya..

Di sisi lain, potensi aksi window dressing emiten pada akhir tahun membuat para manajer investasi pun bakal aktif mempercantik portofolio terutama jenis produk reksa dana saham dan campuran.

Namun, Ramdhan menilai aksi window dressing tidak akan signifikan seperti yang sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Semua akan kembali kepada mekansime pasar.

"Kejadian window dressing ini beberapa tahun terakhir ini cukup memberi suatu yang kurang baik, kasus bermasalah kemarin Jiwasraya, karena mereka window dressing, kurang baik untuk keterbukaan pasar," tambahnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper