Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 140,3 persen sepanjang Januari-September 2022, didukung oleh naiknya penjualan pada kuartal III/2022.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk LPPF mencapai Rp1,05 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 140,3 persen dibandingkan dengan periode Januari-September 2022 sebesar Rp438,69 miliar.
Kenaikan laba LPPF tidak lepas dari pertumbuhan pendapatannya. Sampai akhir kuartal III/2022, pendapatan bersih yang dibukukan Matahari mencapai Rp4,96 triliun. Nilai tersebut naik 21,53 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan Rp4,08 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selama Juli-September 2022, LPPF melaporkan bahwa penjualan kotor tumbuh 146,9 persen menjadi Rp2,32 triliun, dari Rp941 miliar pada kuartal III/2021. Same store sales growth (SSSG) melesat 144,7 persen pada periode ini.
Wilayah Jawa masih menjadi kontributor pendapatan terbesar dengan nilai mencapai Rp2,94 triliun per September 2022. Wilayah Sumatra menyusul dengan sumbangan Rp961,75 miliar dan kontribusi dari Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku berjumlah Rp863,52 miliar.
CEO Matahari Terry O'Connor dalam Q3 Earning Calls yang ditujukan kepada para investor menyebutkan keyakinan konsumen masih kuat di level 124,7. Selain itu, ekonomi 2022 juga masih diperkirakan berada di jalur pertumbuhan dengan estimasi kenaikan 4,7-5,4 persen.
Baca Juga
"Kami mengatur dengan baik kebijakan harga jual di tengah inflasi. Pada saat yang sama ada permintaan yang kuat di wilayah berbasis komoditas,” kata Terry O'Connor.
Sampai akhir September 2022, LPPF telah membuka empat gerai baru dan merencanakan penambahan 6 gerai lainnya Sampai akhir tahun. Perseroan juga meluncurkan wajah baru Matahari dan berencana melakukan investasi pada konsep ritel baru.
Adapun toko ritel konsep baru yang disiapkan Matahari ke depannya adalah ritel produk premium dengan format toko compact. LPPF juga akan meluncurkan merek baru bernama Suko dengan konsep toko yang menjual pakaian model simple.
Ekspansi dan investasi Matahari yang berlanjut juga tecermin dari laporan keuangannya. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sampai akhir September 2022 mencapai Rp193,57 miliar, naik dari posisi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp43,81 miliar.
Adapun aset Matahari pada akhir September 2022 mencapai Rp5,44 triliun, turun dari total aset Rp5,85 triliun di akhir tahun 2021.
Sementara itu, total liabilitas LPPF naik 3,61 persen menjadi Rp5,02 triliun pada 30 September 2022, dari posisi Rp4,84 triliun pada 31 Desember 2021. Kenaikan terutama disebabkan oleh naiknya liabilitas jangka pendek karena bertambahnya pinjaman bank sebesar Rp130 miliar.
Jumlah ekuitas Matahari tercatat turun 57,33 dari Rp1,0 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp429,18 miliar pada 30 September 2022.