Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan anak perusahaannya menegaskan tidak menggunakan etilen glikol dan dietilen glikol dalam sirup obat batuk. Harga sahamnya pun melejit melampaui level psikologis 2.000.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menerangkan terkait pemberitaan di masyarakat mengenai kebijakan tidak mengedarkan atau mengkonsumsi obat bebas dan bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirup, selalu menjaga kualitas dan memenuhi standar pembuatan obat (CPOB) dan distribusi obat (CDOB) yang sudah ditetapkan Badan POM.
"Kebijakan antisipatif pemerintah terhadap pengaturan peredaran produk sediaan sirup merupakan bentuk kehati-hatian yang juga menjadi perhatian Kalbe dalam memasarkan obat kepada masyarakat. Kalbe mematuhi seluruh ketentuan Badan POM dan tidak menggunakan bahan baku Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (20/10/2022).
Kalbe akan mematuhi arahan dan permintaan Badan POM untuk memeriksa kembali produk-produk Kalbe dari kandungan EG dan DEG agar aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (20/10/2022), harga saham KLBF naik 2,53 persen atau 50 poin ke level 2.030. Nilai sahamnya diperdagangkan mencapai Rp238,01 miliar dan kapitalisasi pasar yang menembus Rp95,16 triliun.
Penutupan di harga 2.030 menjadi harga saham tertinggi KLBF dalam 5 tahun terakhir. Nilai tersebut masih di bawah harga saat IPO Rp7.800 per saham pada 1991.
Baca Juga
Kalbe akan terus berkoordinasi dengan Badan POM dan pihak terkait lainnya dalam hal peredaran obat sediaan sirup sesuai dengan panduan yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, Kalbe berkomitmen menjaga ketersediaan obat bagi masyarakat dan pasien yang membutuhkan.
KLBF berdiri sejak 1966 dan merupakan salah satu perusahaan farmasi terbuka terbesar di Asia Tenggara. Kalbe memiliki empat divisi utama yang menangani portofolio merek yang handal dan beragam; divisi obat resep, divisi produk kesehatan yang menangani obat bebas, multivitamin dan minuman supplemen siap saji, divisi nutrisi; dan divisi distribusi & logistik.
Kalbe juga telah mengembangkan ekosistem layanan digital bagi masyarakat yang bersifat B2B yakni EMOS dan layanan B2C yakni KlikDokter. EMOS adalah sistem aplikasi order management yang memudahkan saluran distribusi melakukan manajemen stok atau supply chain, sedangkan KlikDokter adalah platform digital untuk layanan kesehatan khususnya telemedicine yang menyediakan konsultasi kesehatan dan produk-produk kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
Kalbe kini memiliki lebih dari 40 anak perusahaan dan 15 fasilitas produksi berstandar internasional, dan mempekerjakan sekitar 16.000 karyawan, yang tersebar di 76 cabang di seluruh Indonesia. Sejak 1991, saham Kalbe tercatat di Bursa Efek Indonesia.