Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Garuda (GIAA) Siap Paparkan Kinerja Demi Muluskan Aksi Koporasi dan Lepas Suspensi Saham

Garuda Indonesia bakal melakukan paparan publik insidentil pada hari ini, Kamis (20/10/2022) untuk melepas suspensi saham GIAA.
Garuda Indonesia bakal melakukan paparan publik insidentil pada hari ini, Kamis (20/10/2022) untuk melepas suspensi saham GIAA. /istimewa
Garuda Indonesia bakal melakukan paparan publik insidentil pada hari ini, Kamis (20/10/2022) untuk melepas suspensi saham GIAA. /istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan membeberkan kinerja dalam paparan publik terkait dengan rencara kerja dan kondisi perseroan. Aksi paparan publik merupakan salah satu syarat dari Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melepas suspensi saham GIAA.

Garuda bakal melakukan paparan publik insidentil pada hari ini, Kamis (20/10/2022). Paparan publik tersebut akan membahas sejumla agenda di antaranya kondisi kegiatan usaha dan perkembangangan bisnis Garuda Indonesia, kinerja dan strategi keuangan, serta perkembangan restrukturisasi utang Perseroan sesuai dengan Perjanjian Perdamaian PKPU. 

Paparan publik ini juga akan dihadiri jajaran Direksi GIAA, Direktur Utama lrfan Setiaputra, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Prasetio, Direktur Operasi Tumpal Manumpak Hutapea, Direktur Teknik Rahmat Hanafi, dan Direktur Layanan dan Niaga Ade R Susard.

Saat ini, GIAA nyaris delisting dan sahamnya masih dalam kondisi disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran kinerja keuangannya yang tidak sehat.

Untuk dapat membuka suspensi saham ini, BEI memberikan syarat di antaranya memberkan penjelasan perkembangan strukturisasi utang perusahaan, dan perjanjian perdamaian telah berkekuatan hukum tetap.

Pada semester I/2022, GIAA sudah melaporkan berbalik laba bersih sebesar US$3,76 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya rugi sebesar Rp808,65 juta.

Adapun, terkait dengan restrukturisasi utang, Garuda Indonesia telah mendapat persetujuan pemegang saham untuk melakukan sejumlah aksi korporasi yakni rights issue, private placement, dan konversi OWK.

GIAA rencananya akan melakukan rights issue pada Desember mendatang. Rentang harga untuk aksi korporasi ini berada di kisaran Rp50 hingga Rp225 per saham. GIAA direncanakan mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp7,5 triliun dari pemerintah sebagai upaya untuk menyehatkan neraca keuangan perusahaan.

Perinciannya, dana sebesar Rp4,5 triliun akan dialokasikan untuk perawatan, restorasi, dan pemenuhan maintenance reserve, sementara Rp3 triliun akan digunakan untuk modal kerja.

Tambahan PMN Garuda Indonesia akan dicairkan apabila proses PKPU berakhir dengan perjanjian perdamaian dengan kreditur atau homologasi.

 Sementara itu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkirakan saham PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) bakal dibuka kembali setelah menggelar aksi korporasi berupa right issue.

"Ini kan Garuda PKPU selesai mau right issue. Suspensi saham akan dibuka pasca Garuda right issue," ujar Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo di sela-sela State-Owned Enterprise (SOE) International Conference, Selasa (18/10/2022).

Saham Garuda Indonesia sudah setahun lebih 'digembok' otoritas Bursa Efek Indonesia. Perdagangan saham emiten berkode GIAA itu sejak Juni 2021 disuspensi.

Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra ada satu hal yang 'mengganjal' rencana pembukaan suspensi saham Garuda Indonesia di bursa efek. Hal ini terus menerus jadi pertimbangan yang mengganjal otoritas bursa untuk membuka suspensi saham Garuda.

Hal tersebut adalah Kasasi di Mahkamah Agung yang diajukan oleh dua kreditur Garuda yang belum puas atas hasil perdamaian homologasi pada proses PKPU.

"Salah satu yang menghambat kenapa suspend belum dibuka ini itu adalah karena Kasasi kan di MA. Untung pemerintah nggak permasalahkan ini, Karena itu kan baru diketok Oktober," ujarnya.

Irfan mengaku sejauh ini komunikasi perusahaan dengan otoritas bursa berjalan dengan baik. Hanya saja, regulator menurutnya mempertimbangkan banyak hal untuk membuka suspensi saham GIAA.

"Ya komunikasi lancar. Cuma kan yang jelas dia harus ada compliance yang harus dijaga, kenapa dibuka sekarang, kenapa dibuka nanti," sebut Irfan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper