Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Obligasi Masih Negatif, Simak Tips Investasinya

Pergerakan reksa dana pendapatan tetap atau obligasi masih dipengaruhi oleh kenaikan tingkat inflasi pada bulan September.
CEO PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Tae Yong Shim menjelaskan keunggulan platform jual beli reksa dana NAVI.
CEO PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Tae Yong Shim menjelaskan keunggulan platform jual beli reksa dana NAVI.

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja reksa dana pendapatan tetap tercatat tumbuh selama sepekan terakhir di tengah sikap hawkish bank sentral global untuk mengendalikan laju inflasi.

Berdasarkan laporan Infovesta Utama pada Senin (10/10/2022), kinerja reksa dana pendapatan tetap pada periode 30 September – 7 Oktober 2022 terpantau naik 0,27 persen. Adapun, secara year to date (ytd) reksa dana saham mencatatkan return negatif sebesar 0,52 persen.

Menurut laporan Infovesta, pergerakan reksa dana pendapatan tetap masih dipengaruhi oleh kenaikan tingkat inflasi pada bulan September. Inflasi Indonesia meningkat sebesar 5,95 persen dibandingkan dengan 4,69 persen pada Agustus 2022.

“Hal ini menjadi perhatian Bank Indonesia (BI) dalam mengambil sikap terhadap suku bunganya di tengah potensi resesi dunia yang tinggi,” demikian kutipan laporan tersebut.

Adapun, bank sentral di sejumlah negara masih cenderung mengambil sikap hawkish terkait kebijakan moneternya. Hal tersebut dilakukan untuk meredam tingkat inflasi yang masih tinggi.

Dari Australia, Bank Australia menaikan suku bunganya sebesar 25 bps menjadi 2,6 persen pada Oktober 2022. Keputusan ini berada di bawah konsensus pasar yang sebelumnya memprediksi kenaikan sebesar 50 bps.

Sementara itu, di AS yield obligasi AS 10 tahun sempat melandai. Hal itu menjadi sentimen positif di pasar obligasi di tengah sentimen resesi ekonomi global.

Melihat situasi kondisi pasar saat ini, Infovesta melihat kinerja reksa dana pendapatan tetap masih berada dalam fase yang fluktuatif. Oleh karena itu, investor wajib selalu memperhatikan sentimen – sentimen yang beredar.

“Investor diharapkan untuk tetap memperhatikan situasi pasar dalam berinvestasi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper