Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rights Issue, Saham BBTN Mampu Melesat ke Rp2.500?

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mengurangi non-performing loan (NPL) dari 4,10 persen menjadi 3,54 persen. Analis merekomendasi beli jelang rights issue.
Pekerja sedang menggarap proyek perumahan yang dibiayai oleh BTN. /Bisnis-Arief Hermawan P
Pekerja sedang menggarap proyek perumahan yang dibiayai oleh BTN. /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tercatat mampu mengurangi non-performing loan (NPL) dari posisi 4,10 persen menjadi 3,54 persen. Analis merekomendasi beli saham BBTN menjelang rights issue.

Adapun pengurangan NPL itu, dikarenakan bank BUMN itu melakukan sejumlah strategi. Direktur Utama Bank Tabungan Negara Haru Koesmahargyo mengungkapkan sejumlah cara untuk menjaga kualitas kredit tetap rendah di tengah bayang-bayang inflasi tinggi.

Menurutnya BTN melakukan perbaikan proses penagihan dan penjualan aset kredit macet  untuk mendorong penurunan angka non-performing loan (NPL). Yaitu dengan memperluas kanal penjualan aset kredit macet melalui pengembangan portal rumah murah (rumahmurahbtn.co.id) dan berbagai cara penjualan aset kredit macet.

“BTN juga melakukan sentralisasi proses operasional kredit konsumer melalui pembentukan regional loan processing center BTN untuk proses yang lebih prudent dan efisien,” kata Haru kepada Bisnis, dikutip Senin (10/10/2022).

Adapun angka NPL bisa meningkat terpicu banyak faktor, antara lain krisis ekonomi yang dipicu bencana COVID 19. Tapi, bank bisa melakukan restrukturisasi sehingga debitur bisa memperbaiki kembali kualitas kredit nya. Kalau pun berstatus macet, agunan masih bisa dijual dan bank memperoleh pemasukan.  

Di sisi lain, Head of Research Aldiracita Sekuritas Indonesia Agus Pramono mengatakan NPL BBTN membaik ke posisi 3,5 persen pada Juni dari 4,1 persen tahun lalu. Menurutnya telah terjadi perbaikan di hamper semua segmen.

Selain itu, lanjutnya, perseroan tengah melakukan program aset ke PPA sebesar Rp 1 triliun yang mayoritas berasal dari komersial pinjaman bertingkat tinggi masih berlangsung.

“Kami melihat peningkatan, terutama pada CoF dan kualitas aset yang lebih rendah. CoF turun menjadi 2,9 persen di kuartal II/2022 dari 4,0 persen didukung oleh ekspansi bisnis,” ungkapnya dalam riset.

Agus menambahkan current account saving account (CASA) meningkat menjadi 44,7 persen pada dari 33,4 persen pada Juni tahun lalu. Peningkatannya didorong oleh peningkatan CA yang mencapai Rp 90,4 triliun atau menyumbang 29,4 persen dari total deposit.

Oleh sebab itu, Aldiracita merekomendasikan beli bagi saham BBTN dengan target Rp2.500 sampai dengan akhir tahun. “Kami melihat peningkatan dalam hasil tengah tahun, terutama di CoF dankualitas aset. Perbaikan CoF bersifat struktural karena Bank melakukan penetrasi bisnis baru,” pungkasnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper