Bisnis.com, JAKARTA — Emiten maskapai penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) memproyeksikan kinerja usaha tumbuh positif hingga akhir tahun seiring restrukturisasi kinerja yang dilakukan perseroan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya optimistis kinerja usaha GIAA dapat terus bertumbuh khususnya melihat demand penumpang yang terus meningkat.
“Melihat demand penumpang, terus kami optimalkan melalui akselerasi program restorasi armada untuk memaksimalkan tingkat keterisian jelang periode peak season libur akhir tahun ini," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (8/10/2022).
Irfan menjelaskan, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV/2022 sekitar 84 persen dengan total ketersediaan kursi pada keseluruhan periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi untuk periode Oktober— Desember 2022.
“Angka tersebut tentunya akan bergerak dinamis sejalan dengan program restorasi armada yang sedang berlangsung serta demand pasar di periode peak season Natal dan tahun baru mendatang,” imbuh Irfan.
Lebih lanjut, adanya peluang peningkatan permintaan masyarakat pada periode peak season akhir tahun serta realisasi aksi korporasi di antaranya melalui optimalisasi alat produksi ditunjang oleh percepatan program restorasi armada berpotensi meningkatkan kinerja
Baca Juga
Melalui pelaksanaan restorasi armada yang dioptimalkan khususnya pada akhir 2022 ini, Garuda Indonesia Group memproyeksikan dapat mengoperasikan sedikitnya 119 armada yang terdiri dari 61 armada yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan 58 armada dari Citilink.
Langkah akselerasi restorasi armada juga diselaraskan dengan upaya simplifikasi jenis armada yang dioperasikan Garuda Indonesia, di antaranya melalui percepatan pengembalian secara bertahap salah satunya untuk armada Bombardier CRJ-1000 yang diproyeksikan akan berlangsung hingga akhir 2022.
Selain itu, dengan dirampungkannya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) melalui putusan homologasi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, GIAA tengah mengakselerasikan berbagai upaya strategis dalam memaksimalkan langkah restrukturisasi yang mulai dijalankan.
Emiten maskapai pelat merah ini sedang menyiapkan rights issue sebagai bagian dari tindak lanjut persetujuan proposal perdamaian PKPU dan rencana penambahan struktur permodalan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah.
Outlook kinerja usaha GIAA tecermin melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian semester I/2022 yang berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$3,76 miliar.
Laba tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan usaha sebesar 26,10 persen seiring penurunan beban usaha sekitar 11,71 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Lebih lanjut, perolehan kinerja laba rugi komprehensif konsolidasian tersebut turut dikontribusi dari hasil restrukturisasi keuangan melalui PKPU yang dicatatkan pada laba buku perusahaan.
“Sesuai dengan perjanjian perdamaian yang telah disetujui lebih dari 95 persen kreditur, perolehan pendapatan restrukturisasi dikarenakan adanya skema penyelesaian utang kreditur melalui mekanisme haircut dan perpanjangan fasilitas utang,” kata Irfan.
Dari sisi kinerja operasional, GIAA mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 10,59 persen atau 6.516.555 penumpang dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 5.892.274 penumpang.
Sementara itu, capaian kinerja positif mulai terlihat dari performa angkutan penumpang Garuda Indonesia (mainbrand) yang pada semester I/2022 mencapai 2.177.034 penumpang dibandingkan pada semester I 2021, yaitu 1.910.475 penumpang. Pertumbuhan signifikan juga tercatat dari rute internasional yang meningkat 285 persen dengan total 218.734 penumpang.