Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HBA Tembus Rekor, Emiten Batu Bara Favorit Lo Kheng Hong ABMM Happy

Emiten batu bara jagoan Lo Kheng Hong, ABMM, mengakui menikmati harga batu bara acuan saat ini yang melonjak.
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang. Emiten batu bara jagoan Lo Kheng Hong, ABMM, mengakui menikmati harga batu bara acuan saat ini yang melonjak. /abm-investama.com
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang. Emiten batu bara jagoan Lo Kheng Hong, ABMM, mengakui menikmati harga batu bara acuan saat ini yang melonjak. /abm-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara acuan (HBA) menembus rekor tertinggi ke US$330,97 per ton pada Oktober 2022. Emiten batu bara favorit Lo Kheng Hong, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) menyebut menikmati kenaikan harga ini.

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga menuturkan, pihaknya menyambut baik HBA yang tinggi ini. Dia mengatakan ABMM menikmati harga batu bara acuan saat ini.

"Kami sih senang dengan HBA yang tinggi. Jadi kami menikmati harga sekarang," kata Adrian kepada Bisnis, Rabu (5/10/2022).

Meski HBA pecah rekor, Adrian mengatakan ABMM belum akan memperluas pasar ekspor hingga akhir tahun. Menurutnya, seluruh batu bara ABMM telah teralokasi sampai akhir tahun, sehingga belum dapat menjualnya ke pasar Eropa.

Dia melanjutkan, saat ini yang terpenting bagi ABMM adalah terpenuhinya domestic market obligation (DMO). Sisanya, kata dia, dieskpor ke negara yang selama ini telah menjadi pelanggan ABMM, yakni China dan India.

"Kalau ada sisa cargo baru akan dialokasikan ke negara baru," ucap dia.

Adapun hingga September 2022, Adrian mengatakan ABMM mencetak penjualan batu bara sebesar 9,5 juta ton.

Sebelumnya, Kementerian ESDM menyebutkan Harga batu bara acuan atau HBA pada Oktober 2022 mengalami kenaikan US$11,75 per ton menjadi US$330,97 per ton. Sementara HBA September sebelumnya berada di posisi US$319,22 per ton.

Kenaikan HBA Oktober juga dipengaruhi oleh naiknya rata-rata indeks bulanan penyusunan HBA, yaitu ICI naik 3,63 persen, Platts naik 4,41 persen, GNCC naik 3,98 persen, dan NEX naik 3,08 persen.

Faktor lain yang mempengaruhi kenaikan HBA adalah adanya kendala pasokan gas alam di Eropa yang mengalami kebocoran jaringan gas di Laut Baltik sehingga harga gas melonjak.

Pergerakan HBA Oktober merupakan yang tertinggi sejak awal tahun 2022 di mana nilai tertinggi sebelumnya terjadi pada Juni yang menyentuh angka US$323,91/ton. Faktor kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia-Ukraina serta krisis listrik di India akibat gelombang hawa panas masih menjadi faktor pengerek utama.

Setelahnya HBA cenderung fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan. HBA Agustus ada di angka US$321,59 per ton dan September lalu sebesar US$319,22 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper