Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas di bursa berjangka Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) kembali menguat sebesar 2,46 persen dalam sepekan akibat sejumlah sentimen.
Research & Development ICDX, Revandra Aritama menjelaskan, penguatan harga emas tersebut salah satunya didukung sentimen geopolitik Rusia-Ukraina.
“Harga emas ICDX menguat sebesar 2,46 persen ditopang oleh melemahnya kinerja indeks dolar dan referendum yang dilakukan oleh Rusia atas wilayah Ukraina kembali memicu ketegangan dua negara,” paparnya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/10/2022).
Sebelumnya, Rusia dilaporkan mengadakan referendum sebagai upaya aneksasi empat wilayah Ukraina yang dilaksanakan hingga Selasa, (27/9/2022).
Sementara itu, indeks dolar AS tercatat melemah sebesar 1.66 persen yang turut mendongkrak harga emas. Pasalnya, emas yang menggunakan kurs dolar AS menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lain, sehingga mendorong permintaan emas.
Lebih lanjut, pergerakan harga emas saat ini juga dibayangi proyeksi kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut oleh Bank Sentral AS (The Fed).
Baca Juga
The Fed telah mengumumkan kenaikan 75 basis poin yang ketiga kalinya sebagai hasil dari FOMC Meeting yang dilaksanakan pada 20-21 September 2022, serta proyeksi baru kenaikan suku bunga hingga 4,25 persen—4,50 persen pada akhir tahun ini, bahkan bisa mencapai 4,75 persen akhir 2023 mendatang.
Tingginya suku bunga acuan saat ini akhirnya mengerek imbal hasil obligasi AS yang mempengaruhi emas secara negatif.
“Namun, emas masih memiliki potensi sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik untuk dicari saat gejolak politik Rusia—Ukraina kembali menegang,” tutup Revandra.
Adapun harga emas global di pasar spot menurut data Bloomberg pada perdagangan Rabu, (5/10/2022) 17.44 WIB turun 0,94 persen menjadi US$1.709,86 per troy ounce, sedangkan harga emas Comex melemah tipis 1,03 persen untuk kontrak Desember 2022 senilai US$1.716,30 per troy ounce.