Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Masuk Kuartal IV/2022, Pantau Saham Telekomunikasi

Pasar akan menunggu langkah peningkatan suku bunga The Fed yang dijadawalkan pada November 2022.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham berkapitalisasi besar atau big cap diyakini masih cukup menarik dikoleksi pada kuartal IV/2022. Meski demikian, investor perlu memperhatikan tren nilai tukar rupiah yang masih cenderung melemah saat ini.

Chief Investment Officer STAR AM Susanto Chandra menuturkan, prospek saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo masih cukup positif. Menurutnya, saham big cap masih akan menjadi proksi arus dana investor asing atau capital inflow.

Ia menuturkan, nilai tukar rupiah akan menjadi katalis utama yang menentukan arah saham – saham tersebut. Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah pada kuartal IV/2022, maka saham - saham big caps berpotensi tertekan.

“Di sisi lain, jika ke depannya nilai tukar cenderung stabil maka saham big caps akan terdampak positif,” jelas Susanto saat dihubungi Bisnis, Jumat (30/9/2022).

Adapun, Susanto mengatakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan cenderung sideways hingga November mendatang. Menurutnya, pasar akan menunggu langkah peningkatan suku bunga The Fed yang dijadawalkan pada bulan tersebut.

“Apabila menjelang peningkatan suku bunga, nilai tukar dapat terus stabil maka IHSG berpotensi meningkat lebih lanjut. Kami prediksi IHSG akan bergerak pada level 6.800-7.200 pada kuartal IV/2022,” katanya.

Sementara itu, di tengah potensi kenaikan suku bunga dan laju inflasi yang belum terkendali, Susanto merekomendasikan investor untuk mencermati saham sektor telekomunikasi. Ia menuturkan, sektor telekomunikasi terbilang resilien terhadap laju inflasi mengingat struktur pendapatannya yang stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper