Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB di atas level psikologis US$1.650, setelah dolar AS turun tajam dari level tertinggi baru 20 tahun.
Dikutip dari Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$33,80 atau 2,07 persen, menjadi ditutup pada US$1.670,00 per ounce, setelah mencapai tertinggi sesi di US$1.671,60 dan terendah di US$1.622,20.
Dolar AS mundur dari posisi tertinggi baru 20 tahun, setelah bank sentral Inggris (BOE) bergabung dengan beberapa bank sentral Asia dalam intervensi di pasar, mendorong pembelian safe-haven karena Oktober mendatang dapat menjadi bulan yang penuh gejolak bagi pasar saham dan keuangan.
Emas menemukan dukungan tambahan ketika National Association of Realtors (NAR) melaporkan pada Rabu (28/9/2022) bahwa indeks penjualan rumah tertunda AS turun 2,0 persen pada Agustus dari Juli, dan penandatanganan kontrak turun tahun-ke-tahun dengan persentase dua digit di setiap wilayah Amerika Serikat.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 54,3 sen atau 2,96 persen, menjadi ditutup pada 18,88 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 21,10 dolar AS atau 2,51 persen, menjadi ditutup pada 860,80 dolar AS per ounce.
Tim riset MIFX menyatakan harga emas mampu mempertahankan kenaikan karena penurunan dolar AS dan tingkat imbal hasil obligasi mundur tajam dari tertinggi selama 20 tahun terakhir.
Tim riset MIFX memperkirakan sentimen melemahnya dolar AS berpeluang menopang kenaikan harga emas. Adapun peluang trading berpeluang dibeli untuk menguji level resistance $1665 selama harga bertahan di atas level support $1650.