Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah masih berisiko melemah di tengah lonjakan dolar AS akibat proyeksi kenaikan suku bunga The Fed.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.110-Rp15.150 per dolar AS hari ini.
"Rupiah masih berisiko melemah hari ini," paparnya dalam publikasi riset.
Pada Senin (26/9/2022) rupiah ditutup melemah 0,61 persen atau 92 poin sehingga parkir di posisi Rp15.129,50 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau menguat 0,21 poin atau 0,18 persen ke level 113,40.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia terpantau serentak melemah di hadapan dolar AS. Mata uang yen Jepang melemah 0,27 persen, won Korea Selatan melemah 1,55 persen, yuan China melemah 0,34 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,49 persen terhadap dolar AS.
Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang rupiah ditutup melemah 92 poin, walaupun sebelumnya sempat melemah 95 poin di level Rp15.129 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.037.
Dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya, setelah sikap hawkish The Federal Reserve. Selain itu, para trader meragukan keberlanjutan rencana ekonomi pemerintah Inggris yang baru.
"Kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi kian mengemuka setelah Federal Reserve mengerek suku bunga acuan di kisaran 3,00-3,25 persen," kata Ibrahim.
Dia melanjutkan, The Fed, dengan sinyal hawkish-nya, mengisyarakan kenaikan suku bunga hingga 4,6 persen pada tahun depan. Hal ini semakin membebani ekonomi dunia bahwa tren suku bunga bakal mendorong AS ke dalam perlambatan pertumbuhan.
Sementara itu, dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) menaikkan BI 7DRR sebesar 50 bps cukup mengejutkan pasar. Pasalnya, mayoritas ekonom memperkirakan kenaikan BI rate hanya sebesar 25 bps menjadi 4 persen.
Keputusan RDG BI kali ini menegaskan pandangan bank sentral ke depan yang lebih ketat dengan pertimbangan utama ekspektasi inflasi yang melampaui sasaran pada kisaran 2-4 persen setelah kenaikan harga BBM.
Hal tersebut menurutnya menegaskan BI sudah mengambil langkah ke depan atau forward looking oriented untuk melandaikan laju inflasi.
"Kenaikan BI rate sebesar 50 bps ini memberikan isyarat bahwa BI benar-benar melakukan asesmen yang sangat hati-hati dan terukur dengan melihat perkembangan dinamika domestik (internal) dan internasional (eksternal), walaupun melanggar etika survey yang dibuat oleh para ekonom," tuturnya.
Simak pergerakan rupiah terhadap dolar AS hari ini secara live.
Rupiah berbalik menguat 6 poin atau 0,04 persen menjadi Rp15.124 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,49 persen ke level 113,549.
Pukul 14.06 WIB, rupiah terkoreksi 15 poin atau 0,1 persen menjadi Rp15.144,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,47 persen ke level 113,562.
Pukul 11.30 WIB, rupiah turun 27 poin atau 0,18 persen ke Rp15.156,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,38 persen ke 113,665.
Pukul 10.35 WIB, rupiah turun 42,5 poin atau 0,28 persen ke Rp15.172 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia masih tertekan.
Pukul 09.02 WIB, rupiah turun 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp15.139,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,24 persen ke 113,831.