Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pemasangan fiber optik PT Yelooo Integra Datanet Tbk. (YELO) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), YELO akan melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 15,30 miliar (15.302.195.240) saham dengan nilai nominal sebesar Rp100. Setiap pemegang 1 saham lama berhak memperoleh 8 HMETD yang dapat dilaksanakan menjadi saham baru.
Rights issue sendiri dilakukan dalam rangka penguatan modal YELO sehingga bisa memberikan pinjaman kepada entitas anak usaha PT Telemedia Komunikasi Pratama (TKP). YELO akan meminjamkan Rp737,11 miliar kepada Telemedia Komunikasi Pratama untuk mengembangkan usaha di bidang penyedia jasa internet melalui jaringan kabel serat optik.
Selain itu, rights issue juga diharapkan menambah jumlah saham di pasar dan akan meningkatkan likuiditas saham di YELO.
Penambahan modal dengan rights issue ini juga berkaitan dengan rencana YELO untuk menerima pinjaman dengan nilai Rp737,11 miliar dari PT Artalindo Semesta Nusantara yang merupakan pihak terafiliasi YELO.
“Artalindo Semesta Nusantara selaku pemegang saham utama dan pengendali Perseroan akan meminjamkan dana sebesar Rp737.116.800.000 kepada Perseroan yang rencananya akan dilakukan pelunasan melalui proses PMHMETD Perseroan,” tulis manajemen YELO.
Baca Juga
Di sisi lain, Artalindo Semesta Nusantara berencana untuk melaksanakan HMETD yang dimilikinya sebanyak 6.699.647.184 saham.
Seluruh dana hasil penawaran umum ini bakal digunakan Telemedia Komunikasi Pratama untuk modal kerja. TKP akan menggunakan dana tersebut untuk pembayaran deposit atau jaminan atas sewa aset berupa jaringan kabel serat optik kepada Gemilang Lintang Nusantara (GLN) dengan jumlah sebanyak Rp737,11 miliar.
Adapun penyewaan aset jaringan kabel serat optik oleh TKP adalah maksimal sebesar Rp1,47 triliun (1.474.233.600.000).
“Pinjaman oleh pemegang saham pengendali diperlukan untuk memenuhi keperluan dana yang cepat dan murah dalam mendapatkan proyek sewa serat optik dengan cepat dan terbatas di jalur kereta api,” lanjut manajemen YELO.
Adapun deposit atau uang jaminan sewa yang dibayarkan oleh TKP dimaksudkan untuk mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasar dan memberikan kepastian sewa dalam jangka panjang.
YELO menyebutkan harga sewa serat optik yang kompetitif dapat mensinergikan bisnis perseroan yang telah ada yakni penjualan data konektivitas internasional dan nasional. Pengembangan bisnis oleh TKP akan menambah peluang usaha dalam sektor informasi dan komunikasi.
Adapun pelaksanaan rights issue akan dilaksanakan segera setelah YELO memperoleh persetujuan dari RUPSLB dan RUPS Independen Ketiga. YELO juga masih menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas pernyataan pendaftaran YELO sehubungan dengan penambahan modal dengan HMETD ini.
“Merujuk pada ketentuan Pasal 8 angka (3) POJK 32/2015, jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan.”