Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Senin (19/9/2022), berpeluang tertekan seiring dengan melemahnya indeks global.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang dalam riset hariannya menuliskan setelah selama seminggu lalu IHSG turun sebesar 1,02 persen disertai net sell investor asing sebesar Rp1,59 triliun, maka IHSG sulit untuk menguat.
“Di awal perdagangan minggu ini, Senin, IHSG diperkirakan sulit untuk bangkit alias masih berpeluang tertekan seiring kombinasi kembali turunnya Indeks DJIA Jumat lalu sebesar 0,45 persen,” tulis Edwin dalam riset hariannya, Senin (19/9/2022).
Dengan melemahnya indeks DJIA pada perdagangan akhir pekan lalu sebesar 0,45 persen, maka selama seminggu terakhir DJIA turun 4,81 persen dan sepanjang tahun tercatat turun 15,75 persen.
Selain itu, indeks EIDO juga turun 1,94 persen pada perdagangan Jumat lalu.
Ditambah lagi, beberapa harga komoditas terpantau turun diantaranya minyak sawit (CPO) turun 2,78 persen, batu bara turun 2,28 persen, dan timah turun 1,73 persen.
Baca Juga
Pelemahan tersebut menurut Edwin didorong oleh aksi pelaku pasar menunggu keputusan kenaikan suku bunga The Fed. Dia memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed bulan ini sekitar 75 bps-100 bps.
Sementara untuk Bank Indonesia juga diperkirakan kembali menaikan suku bunga acuan (7DRR) sebesar 25 bps pada 21-22 September 2022 ini.
Berdasarkan sentimen yang ada, Edwin pun memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di rentang 7.121 - 7.258, dan rupiah di rentang Rp14.910 - Rp14.980 per dolar AS.
Edwin merekomendasikan untuk membeli saham SMGR, SMRA, PTPP, MTEL, JPFA, INTP, WIKA, INDF, WSKT, dan MIKA.
Adapun IHSG ditutup melemah pada perdagangan sebelumnya, Jumat (16/8/2022) dengan anjlok 1,87 persen atau 136,73 poin ke level 7.168,87. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 7.163,07 - 7.299,03.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.