Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi setelah menguat selama tiga hari beruntun di tengah kekhawatiran pasar terhadap prospek permintaan global dan pelemahan nilai tukar dolar AS.
Berdasarkan laporan Bloomberg pada Selasa (13/9/2022), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terpantau turun 1 persen ke level US$86,90 per barel setelah reli 7 persen selama 3 sesi perdagangan terakhir. Kenaikan harga yang terjadi sebelumnya ditopang oleh koreksi nilai tukar dolar AS.
Harga minyak dunia terkoreksi ke level terendahnya sejak Januari 2022 pada awal bulan ini seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap konsumsi global, termasuk China yang memberlakukan pembatasan mobilitas untuk mencegah penyebaran virus corona.
Kondisi ini juga diperburuk dengan kebijakan pemadaman listrik yang diberlakukan negara–negara anggota Uni Eropa di tengah krisis energi. Meski demikian, pelemahan nilai dolar AS setelah mencapai level tertingginya pada pekan lalu membuat komoditas menjadi lebih murah untuk pembeli dari luar negeri.
Analis Morgan Stanley Martijn Rats dalam laporannya menyebutkan reli harga minyak berkelanjutan belum akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di sejumlah kawasan yang mengindikasikan adanya penurunan konsumsi energi.
“Pelemahan ini juga mulai terlihat pada data–data terkait khusus untuk minyak. China menjadi salah satu kontributor utama sentimen ini,” katanya dikutip dari Bloomberg.
Baca Juga
Sementara itu, pasar menanti level inflasi bulan Agustus yang akan memberikan gambaran detil terhadap tekanan harga. Sejumlah ekonom memprediksi penurunan angka inflasi yang salah satunya ditopang oleh koreksi harga bahan bakar.
Meski demikian, pelaku pasar juga tengah menanti langkah The Fed yang diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuannya secara signifikan pada minggu depan.
Pelaku pasar juga akan menanti prospek jangka pendek harga minyak saat OPEC merilis riset bulanannya pada hari Selasa waktu AS. OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, mengumumkan kebijakan pemangkasan produksi minyak global dalam pertemuannya pekan lalu.