Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Summarecon (SMRA) Kejar Marketing Sales Rp5 Triliun Meski Terdampak Kenaikan Harga BBM dan Suku Bunga

PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) tidak melihat pengaruh yang signifikan dari kenaikan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,75 persen terhadap penjualan.
Summarecon Bekasi. PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) tidak melihat pengaruh yang signifikan dari kenaikan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,75 persen terhadap penjualan. /Istimewa
Summarecon Bekasi. PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) tidak melihat pengaruh yang signifikan dari kenaikan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,75 persen terhadap penjualan. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) tidak gentar terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Sekretaris Perusahaan Summarecon Agung Jemmy Kusnadi mengatakan SMRA tidak melihat pengaruh yang signifikan dari kenaikan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,75 persen terhadap penjualan. Sementara untuk kenaikan BBM, Jemmy menyebut masih akan melihat seberapa besar dampaknya terhadap biaya produksi.

"Kami tidak melihat pengaruh yang signifikan dari kenaikan BI 7-day repo rate di Agustus lalu terhadap penjualan kami," ujar Jemmy kepada Bisnis.com dikutip pada Minggu (11/9/2022).

Sementara itu terkait dengan marketing sales atau pra penjualan, SMRA telah mengantongi hingga Rp3,2 triliun dari target sebesar Rp5 miliar. Hal ini berarti SMRA telah mencapai 65 persen dari target untuk marketing sales.

"Target penjualan hingga akhir tahun 2022 adalah sebesar Rp5 triliun," ujar Jemmy.

Adapun realisasi prapenjualan Summarecon Agung pada 2021 mencapai Rp5,2 triliun atau 30 persen di atas target Rp4 triliun. Nilai prapenjualan tersebut juga naik 58 persen dibandingkan dengan capaian 2020 sebesar Rp3,3 triliun.

SMRA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp5,56 triliun pada 2021 atau naik 10,75 persen dibandingkan dengan 2020 sebesar Rp5,02 triliun. Sebagian besar pendapatan perseroan disumbang dari pengembangan properti dengan kontribusi sebesar 75 persen.

Sementara itu, segmen rekreasi dan hospitality menyumbang 9 persen pada pendapatan dan segmen investasi dan manajemen properti berkontribusi 16 persen.

Pada pedagangan terakhir, Jumat (9/9/2022), harga saham SMRA tercatat menurun 1,55 persen atau 10 poin ke level di 635. Sepanjang 2022 berjalan (ytd), harga saham SMRA mencatat penurunan 23,95 persen. Adapun, dalam setahun harganya turun 16,45 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper