Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara Grup MNC milik Hary Tanoe, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) melaporkan peningkatan kinerja laba bersih menjadi Rp479,05 miliar terdorong oleh kenaikan harga batu bara pada semester I/2022.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2022 sebelum konsolidasi dengan PT Bhakti Coal Resources Tbk. (BCR), Perseroan melaporkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 1.734,35 persen dari US$4,61 juta pada semester I/2021 menjadi US$84,50 juta pada Semester II/2022.
Demikian pula, EBITDA IATA tumbuh dari USD$545.000 pada semester I/2021 menjadi US$44,72 juta pada semester I/2022, atau sekitar 8.098,60 persen.
Laba bersih Perseroan juga tumbuh secara signifikan dari rugi US$1,70 juta menjadi US$32,19 juta. Jumlah itu setara dengan Rp479,05 miliar dengan kurs Rp14.882 per dolar AS pada 30 Juni. Hal ini terutama disebabkan oleh permintaan tinggi untuk sumber daya energi seperti batu bara sebagai akibat dari negara-negara yang bergantung pada minyak dan gas berebut untuk mencari alternatif setelah mengalami kesulitan dalam mengamankan pasokan.
Sementara itu, setelah menerapkan PSAK 38 DK24, pendapatan usaha pada semester I/2022 meningkat tajam sebesar 254,36 persen atau US$84,50 juta pada semester I/2022 dari USD23,85 juta pada semester pertama 2021.
Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi batu bara, yang mulai membuahkan hasil pada peningkatan laba bersih menjadi US$32,19 juta pada semester I/2022, atau meningkat 735,49 persen dibandingkan dengan US$3,85 juta pada semester I/2021.
Baca Juga
Keuntungan yang dibukukan IATA berasal dari anak usaha BCR yaitu PT Putra Muba Coal (PMC) dan PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), yang masing-masing menargetkan produksi sebanyak 4,5 juta MT dan 1,8 juta MT untuk 2022, meningkat dari 2 juta MT dan 590.000 MT pada 2021.
Selain PMC dan BSPC, anak perusahaan BCR lainnya, PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) telah memulai produksi batu bara pada Juli 2022. Memiliki salah satu area konsesi terbesar seluas 15.000 hektar.
“Perseroan yakin IBPE pada kuartal depan dan seterusnya akan memberikan kontribusi signifikan. IBPE ditargetkan memproduksi 500.000 MT batu bara pada 2022. Di samping itu, PT Arthaco Prima Energy (APE), juga ditargetkan untuk mulai produksi dalam tahun ini,” kata manajemen IATA.