Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jual Emas Rp12 Triliun, Laba Antam (ANTM) Tumbuh 31,90 Persen

Penjualan emas sebesar Rp12,28 triliun menjadi penopang laba bersih PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) di semester I/2022.
Pegawai melayani pengunjung memilih emas 24 karat di kantor Antam, Jakarta, Senin (25/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melayani pengunjung memilih emas 24 karat di kantor Antam, Jakarta, Senin (25/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) melaporkan pertumbuhan kinerja pada semester I/2022 baik dari top line maupun bottom line. Penjualan emas sebesar Rp12,28 triliun menjadi penopang kinerja positif tersebut. 

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2022, ANTM tercatat mengalami peningkatan penjualan sebesar 8,62 persen menjadi Rp18,77 triliun, jika dibandingkan dengan paruh pertama tahun 2021 sebanyak Rp17,28 triliun. 

Adapun ANTM melakukan penjualan pada produk emas dengan kontribusi terbesar yaitu 65,42 persen di semester I/2022. Selain itu Antam juga menjual produk feronikel, bijih nikel, alumina, bijih bauksit, perak, dan logam mulia lainnya.

Seluruh produk tersebut pada enam bulan pertama 2022 mengalami pertumbuhan kecuali untuk produk logam mulia lainnya yang sekaligus berkontribusi paling kecil bagi perseroan. Penjualan logam mulia lainnya turun dari Rp522 juta di semester I/2021 menjadi Rp34 juta. 

Sementara itu, ANTM yang pada semester I/2021 membukukan penjualan batu bara sebesar Rp10,02 miliar, pada semester pertama tahun ini dilaporkan tidak membukukan penjualan untuk produk tersebut. 

Di sisi lain, penjualan emas meningkat dari Rp11,87 triliun di kuartal II/2021 menjadi Rp12,28 triliun pada kuartal II/2022. Penjualan feronikel juga tumbuh menjadi Rp3,12 triliun dari sebelumnya Rp2,59 triliun. Begitupun untuk penjualan bijih nikel yang naik dari Rp2,04 triliun menjadi Rp2,33 triliun. 

Penjualan alumina, bijih bauksit, dan perak pada semester awal tahun ini turut tumbuh dengan masing-masing menjadi Rp613,05 miliar, Rp276,20 miliar, dan Rp66,23 miliar. 

Tidak hanya itu, penjualan juga berasal dari jasa pemurnian logam mulia dan jasa lainnya yang turut tumbuh dari Rp79,67 miliar pada semester I/2021 menjadi Rp84,54 miliar pada semester I/2022. 

Total penjualan ANTM tersebut setelah dikurangi dengan beban pokok penjualan mencatatkan pertumbuhan laba kotor dari Rp3,17 triliun menjadi Rp4,03 triliun. 

Oleh karena itu, kinerja laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami pertumbuhan sebesar 31,90 persen menjadi Rp1,53 triliun di semester I/2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sejumlah Rp1,16 triliun. 

Di sisi jumlah aset, ANTM membukukan penurunan jika dibandingkan dengan tutup buku 2021. Jumlah aset perseroan paruh pertama 2022 dilaporkan sebanyak Rp32,26 triliun, sementara pada akhir tahun 2021 sebanyak Rp32,92 triliun. 

Jumlah ekuitas perseroan justru meningkat dari Rp20,84 triliun pada kuartal IV/2021 menjadi Rp21,47 triliun pada kuartal II/2022. Mengikuti jumlah aset yang turun, jumlah liabilitas pun demikian dari Rp12,08 triliun berkurang menjadi Rp10,78 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper