Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok afiliasi Philip Morris International (PMI), PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) melanjutkan ekspansi bisnis produk rokok bebas asap HEETS untuk memenuhi permintaan domestik dan ekspor di kawasan Asia Pasifik.
Analis NH Korindo Sekuritas Cindy Alicia Ramadhania mengatakan, ekspansi tersebut rencananya mulai beroperasi dalam waktu dekat.
“HMSP diketahui melakukan ekspansi pembangunan fasilitas produksi batang tembakau IQOS dengan merek HEETS dan diharapkan mulai beroperasi pada kuartal IV/2022,” jelasnya dalam riset yang dikutip, Jumat (2/9/2022).
Adapun, pabrik ini dibangun untuk memenuhi permintaan baik domestik maupun ekspor di Kawasan Asia Pasifik.
Sebelumnya, pada November 2021, HMSP diketahui merealisasikan investasi pembangunan fasilitas produksi untuk batang tembakau bagi IQOS dengan merek HEETS, di Karawang, Jawa Barat senilai US$166,1 juta.
Fasilitas tersebut akan menjadi fasilitas produksi ketujuh PMI secara global dan kedua di Asia, serta merupakan perluasan dari fasilitas produksi Sampoerna yang berlokasi di Karawang.
Baca Juga
HMSP telah melakukan uji pasar IQOS sejak Maret 2019 melalui program IQOS Club dengan jumlah anggota yang meningkat 116 persen menjadi 65.000 orang pada 2021, dari 30.000 orang di tahun sebelumnya.
Jumlah gerai IQOS juga meningkat tajam, dari 14 gerai pada 2020 menjadi 78 gerai pada 2021.
Di sisi lain, volume penjualan HMSP pada kuartal II/2022 tercatat sebanyak 21,4 miliar unit, tumbuh 6,2 persen secara tahunan ditopang oleh produk sigaret kretek mesin (SKM) dan kelembak menyan (KLM) yang naik masing-masing 2,7 persen dan 409 persen secara kuartalan.
“Secara QoQ, produk yang mengalami peningkatan market share diantaranya Marlboro dan lainnya. Produk Sampoerna A dan Sampoerna Kretek mengalami penurunan, sementara produk Dji Sam Soe tercatat stabil,” imbuh Cindy.
Adapun laba bersih HMSP sepanjang semester I/2022 turun 26,3 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp3 triliun di tengah penjualan domestik yang tumbuh 12,3 persen secara tahunan menjadi Rp53,4 triliun ditopang hampir semua segmen.
Lebih lanjut, penjualan ekspor pada paruh pertama tahun ini tumbuh 40,2 persen yoy menjadi Rp103,5 miliar, dari Rp73,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
HMSP pun mendapat rekomendasi saham yang turun menjadi hold dengan target harga Rp950 per saham serta potensi kenaikan 4,4 persen. Risiko investasi mencakup kebijakan pemerintah terkait cukai rokok, downtrading, serta penurunan permintaan produk.