Bisnis.com, JAKARTA – Lonjakan permintaan CPO dan sentimen konflik Rusia – Ukraina menjadi penopang utama kinerja positif emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT).
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio memaparkan, mengatakan, ANJT mencetak kinerja positif pada paruh pertama tahun 2022. ANJT mampu menorehkan pertumbuhan pendapatan sekitar 22 persen dengan nilai Rp2,14 triliun.
Dia menuturkan, pertumbuhan pendapatan ini turut mendongkrak laba bersih yang secara yoy naik signifikan sekitar 58 persen atau senilai Rp290 miliar.
Menurut Frankie, kinerja positif ANJT sepanjang semester I/2022 utamanya ditopang oleh kenaikan harga komoditas CPO, khususnya pada kuartal I/2022 kemarin.
Dia menuturkan, CPO mengalami kenaikan permintaan secara global, khususnya sebagai sumber energi alternatif di tengah krisis energi dunia.
“Harga minyak mentah dan batu bara yang masih tinggi ikut membuat CPO menguat. Apalagi, kenaikan harga minyak dan batu bara diperparah oleh konflik Ukraina-Rusia,” jelas Frankie saat dihubungi, Rabu (31/8/2022).
Baca Juga
Frankie melanjutkan, kinerja positif ANJT diyakini masih akan berlanjut pada paruh kedua tahun 2022. Sentimen pendukung outlook ini adalah prospek pasokan dan permintaan CPO global yang akan kembali seimbang.
Menurutnya, jika pasokan dan permintaan CPO dunia kembali ke level yang setara, harga komoditas tersebut akan kembali terkerek naik. Hal ini juga akan ditambah dengan potensi harga komoditas energi yang diprediksi bertahan pada level yang tinggi.
Sementara itu, dari sisi pergerakan saham Frankie menuturkan harga ANJT telah terdiskon karena melemah dan telah menyentuh posisi Rp800. Level tersebut membuat ANJT masih cukup layak dicermati mengingat potensi upside yang optimal.
“Investor dapat membeli ANJT karena level saat ini sudah cukup menarik dan memiliki target jangka menengah pada kisaran Rp1.000,” katanya.