Bisnis.com, JAKARTA — Emiten PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) menerapkan sejumlah strategi dalam menghadapi tantangan persaingan ketat seiring datangnya para pemain baru dalam bisnis pusat data alias data center.
Presiden Direktur DCII Toto Sugiri menjelaskan, DCII saat ini melakukan tiga strategi. Yakni memenuhi permintaan pasar, meningkatkan kualitas layanan, serta mengurangi emisi karbon.
“Selain menyediakan kualitas pelayanan terbaik terhadap pelanggan, Perseroan turut memperhatikan aspek keberlanjutan sebagai perhatian utama dalam pembangunan pusat data,” paparnya dalam acara paparan publik virtual, Rabu (31/8/2022).
Pelaku bisnis pusat data, menurut Toto, berperan penting dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia, sehingga perlu melakukan inisiatif pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga : Emiten Data Center Koleksi Anthoni Salim DCI Indonesia (DCII) Kucurkan Rp250 Miliar, Buat Apa Saja? |
---|
“Salah satu bukti nyata DCI untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan operasional pusat data dengan mengimplementasikan teknologi artificial intelligence (AI) dan menerapkan hyperscale design yang efisien,” imbuhnya.
Untuk penggunaan green energy rencananya akan diterapkan dalam proyek data center terbaru DCII, yaitu DCI Hyperscale 3 di Bintan, Kepulauan Riau, dengan kapasitas lebih dari 1.000 MW yang masih dalam proses perencanaan.
DCI Hyperscale 3 akan menggunakan solar panel berkapasitas lebih dari 1.000 MW untuk operasionalnya.
Berdasarkan data terbaru Structure Research, industri pusat data di Indonesia terus berkembang, dengan CAGR yang diproyeksikan meningkat 25 persen periode 2020—2026.
Baca Juga : Emiten Toto Sugiri, DCI Indonesia (DCII) Cetak Laba Bersih Rp143 Miliar di Semester I/2022 |
---|
Per 2022, contracted capacity dalam bisnis data center telah mencapai 87,9 MW, dengan current built out capacity mencapai 118,7 MW. DCII, pada saat yang sama, memegang total kapasitas sebesar 52 MW, setara dengan 56 persen market share data center saat ini.
Berdasarkan data tersebut ada 11 data center baru yang dibangun, dan rata-rata kapasitasnya mencapai 23,3 MW.
Persaingan data center tampak makin padat seiring makin banyaknya entitas yang terjun ke lini usaha ini. Di antaranya termasuk emiten pelat merah PT Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk. (TLKM) yang bekerja sama melalui NeutraDC dengan Singtel untuk mengembangkan bisnis data center dan integrasi layanan Fixed Mobile Convergence (FMC).
Emiten investasi milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) baru-baru ini juga menanamkan modal di perusahaan penyedia layanan data center, Atria Data Center (Atria DC).