Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pemegang hak waralaba Pizza Hut yakni PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) membukukan kenaikan penjualan sepanjang semester I/2022. Namun profitabilitas PZZA tergerus menjadi rugi akibat naiknya beban operasi.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, selama paruh pertama 2022, penjualan bersih PZZA mencapai Rp1,74 triliun. Angka tersebut meningkat 3,58 persen dibandingkan dengan semester I/2021 sebesar Rp1,68 triliun.
Sebagian besar penjualan disumbang oleh segmen penjualan makanan yang mencapai Rp1,64 triliun sebelum dikurangi potongan penjualan. Kemudian penjualan minuman sebelum dikurangi potongan sebesar Rp112,48 miliar, naik daripada semester I/2021 sebesar Rp95,34 miliar.
Beban pokok penjualan PZZA tercatat turun 1,12 persen secara tahunan menjadi Rp560,60 miliar dari sebelumnya Rp566,96 miliar. Penurunan tersebut membuat laba kotor PZZA naik 5,96 persen menjadi Rp1,18 triliun dari sebelumnya Rp1,12 triliun.
Meski demikian, beban operasi PZZA tercatat meningkat dipicu oleh membengkaknya beban penjualan menjadi Rp1,07 triliun dari sebelumnya Rp977,77 miliar. Beban umum dan administrasi juga naik menjadi Rp112,12 miliar dibandingkan dengan Rp97,65 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Laba operasi turun 80,38 persen secara tahunan menjadi Rp11,27 miliar sepanjang semester I/2022, dibandingkan dengan Rp57,46 miliar di semester I/2021.
Baca Juga
Sementara itu, bottom line PZZA memperlihatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp5,70 miliar dari sebelumnya laba Rp40,40 miliar.
Adapun aset PZZA pada akhir Juni 2022 mencapai Rp2,34 triliun, naik dari total aset Rp 2,21 triliun di akhir tahun 2021.
Selain itu, total liabilitas PZZA naik 18,21 persen menjadi Rp1,24 triliun pada 30 Juni 2022, dari posisi Rp1,05 triliun pada 31 Desember 2021. Kenaikan terutama disebabkan oleh naiknya liabilitas jangka pendek karena bertambahnya utang bank jangka pendek sebesar Rp120,11 miliar sehingga menjadi Rp165,32 miliar.