Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pemegang hak waralaba Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA), telah menyerap kurang lebih 35 persen dari alokasi capital expenditure (capex) 2022 untuk ekspansi gerai.
PZZA sendiri mengalokasikan belanja modal sebesar Rp300 miliar untuk 2022. Sekretaris Perusahaan Sarimelati Kencana Kurniadi Sulistyomo mengemukakan sampai 31 Juli 2022, PZZA telah membuka 42 gerai baru Pizza Hut dan Pizza Hut Delivery (PHD) di berbagai lokasi.
Terdapat 6 gerai yang dibuka pada Januari 2022, termasuk satu gerai Pizza Hut di Baubau, Sulawesi Tenggara dan satu gerai Pizza Hut di Timika, Papua. Kemudian pada Februari dan Maret perusahaan membuka total 8 gerai PHD di Pulau Jawa dan 11 gerai baru pada April dan Mei 2022.
“Pada Juni 2022 kami membuka 11 outlet, termasuk gerai Pizza Hut di Balikpapan, Meulaboh, Ketapang, dan Bulukumba,” kata Kurniadi ketika dihubungi, Minggu (7/8/2022).
Dengan tambahan 42 gerai anyar dan penutupan beberapa gerai, maka jumlah total gerai Pizza Hut dan PHD yang dikelola perusahaan per 7 Agustus mencapai 577 gerai atau penambahan bersih 37 unit sejak akhir Desember 2021.
Menghadapi semester II/2022, Kurniadi mengatakan perseroan cenderung akan berhati-hati melihat prospek bisnis, terutama di tengah fluktuasi harga bahan baku dan penerapan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11 persen.
Baca Juga
“Kami masih melihat seberapa jauh dampak dari kenaikan harga akibat kebijakan PPN dan fluktuasi harga bahan baku,” tambahnya.
Meski demikian, Kurniadi memastikan bahwa selama 7 bulan terakhir Sarimelati Kencana belum melakukan penyesuaian harga jual produk. Perseroan masih akan meninjau rencana ke depan sembari melihat hasil kinerja pada semester I/2022.
Sepanjang kuartal I/2022, PZZA membukukan penjualan sebesar Rp852,81 miliar, meningkat 19,45 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar Rp713,92 miliar.
Sementara itu, laba tahun berjalan PZZA tercatat turun 51,97 persen yoy menjadi Rp2,34 miliar dari sebelumnya Rp4,87 miliar, imbas dari turunnya laba kotor dan laba operasi karena kenaikan beban pokok penjualan dan operasi.