Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Royalti Batu Bara, Saham PTBA Masih Overweight

PTBA menjadi emiten yang paling terpengaruh kebijakan royalti batu bara.
Pekerja memeriksa kualitas batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk. di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Pekerja memeriksa kualitas batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk. di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara pelat merah PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) bakal mengumumkan kinerjanya sepanjang semester II/2022 esok hari, Jumat (26/8/2022). Dengan adanya royalti batu bara akankah kinerjanya terpengaruh?

Tim Analis ETF Indo Premier Sekuritas menyebutkan, kenaikan royalti batu bara yang baru saja diberlakukan hanya akan berpengaruh terhadap perusahaan tambang dengan izin IUP.

“Dampak ini terbesar akan dialami oleh PTBA dengan potensi penurunan laba bersih per saham sebesar 13 persen. Namun, kami prediksi juga bahwa kenaikan royalti lanjutan minim terjadi. Dengan demikian, kami tetap memberikan rating Overweight,” tulis Tim ETF Indo Premier dalam riset, Kamis (25/8/2022).

Pada 15 Agustus 2022, Presiden RI Joko Widodo mengesahkan aturan kenaikan tarif royalti batu bara melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2022 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Royalti batu bara tersebut ditujukan pada pemegang IUP batu bara yang sekarang berkisar 5-12,5 persen bergantung pada HBA dan tingkat kalori yang dimiliki produk batu baranya.

Terkait dengan kinerja keuangan PTBA sendiri, pada tiga bulan pertama 2022, PTBA berhasil membukukan kinerja yang positif dengan laba bersih sebesar Rp2,28 triliun atau tumbuh signifikan 355 persen secara year on year dari capaian 2021 sebesar Rp500,52 miliar.

Adapun, pendapatan usaha mencapai Rp8,21 triliun atau tumbuh 105 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,99 triliun.

Selain itu, produksi batu bara PTBA pada sepanjang kuartal pertama tahun ini meningkat 40 persen menjadi 6,34 juta ton, sedangkan volume angkutan batu bara meningkat 16 persen menjadi 6,17 juta ton. Kenaikan produksi dan volume angkutan batu bara ini diikuti pula oleh kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 18 persen menjadi 6,97 juta ton.

PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 36,41 juta ton dan target angkutan sebesar 31,50 juta ton untuk 2022. Sedangkan untuk volume penjualan batu bara 2022, Perseroan menargetkan peningkatan menjadi 37,10 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper