Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) baru saja melaporkan kinerja keuangan sepanjang semester I/2022. EXCL membukukan peningkatan pendapatan sepanjang semester I/2022, tetapi, dengan laba bersih yang turun.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menilai, meski laba bersih EXCL secara semester turun, tetapi hasil yang lebih baik didapatkan dari kinerja secara kuartalan.
"Hasil kinerja EXCL di kuartal II/2022 bagus sekali," kata Niko, dihubungi Rabu (24/8/2022).
Sebagai informasi, pendapatan EXCL meningkat 9 persen lebih tinggi dari periode yang sama dari kuartal sebelumnya (QoQ) dan juga daripada tahun sebelumnya (YoY).
EBITDA EXCL juga meningkat, yaitu sebesar 12 persen QoQ menjadi Rp3,56 triliun dan 4 persen YoY menjadi Rp6,73 triliun. Laba bersih EXCL juga tercatat meningkat menjadi Rp476 miliar selama kuartal II/2022.
Menurut Niko, kinerja EXCL akan terdorong oleh fixed mobile convergence (FMC) yang solid hingga akhir tahun ini. Penguatan di FMC ini diperkirakan Niko akan berlanjut hingga tahun depan.
Baca Juga
Sementara itu, untuk akuisisi PT Link Net Tbk. (LINK) yang dilakukan oleh EXCL, Niko melihat dampak dari akuisisi ini baru akan terasa pada 2023, atau paling cepat di kuartal IV/2022.
Dengan hasil kinerja di kuartal II/2022 dan sederet aksi korporasi yang dilakukan EXCL, Niko mempertahankan rekomendasi buy untuk saham EXCL, dengan target harga atau target price (TP) Rp4.250 per saham.
Adapun sepanjang enam bulan pertama 2022, pendapatan EXCL tercatat naik 8,48 persen. EXCL membukukan pendapatan sebesar Rp14,07 triliun, naik dari Rp12,9 triliun dibandingkan semester I/2021.
Akan tetapi, laba bersih EXCL turun menjadi Rp614,9 miliar di semester I/2022, dari Rp715,9 miliar, atau turun 14,11 persen secara tahunan.