Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Jagoan Lo Kheng Hong ABMM Sebut Dampak Kenaikan Royalti Batu Bara ke Kinerja

Emiten batu bara yang menjadi salah satu portofolio Lo Kheng Hong, ABMM menyebut dampak kenaikan royalti ke kinerja perusahaan.
Emiten batu bara yang menjadi salah satu portofolio Lo Kheng Hong, ABMM menyebut dampak kenaikan royalti ke kinerja perusahaan./abm-investama.com
Emiten batu bara yang menjadi salah satu portofolio Lo Kheng Hong, ABMM menyebut dampak kenaikan royalti ke kinerja perusahaan./abm-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT ABM Investama Tbk. (ABMM) menyebut peningkatan tarif royalti batu bara menjadi 13,5 persen, dari maksimal 7 persen cukup mempengaruhi kinerja perseroan. Adapun, sebagian saham ABMM dipegang oleh investor kawakan Lo Kheng Hong.

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengatakan, kenaikan tarif royalti batu bara yang sangat tinggi memberikan dampak yang cukup signifikan bagi ABMM.

"Namun, pasti pemerintah juga sudah mempertimbangkan segala aspek untuk meningkatkan royalti ini," kata Adrian kepada Bisnis, Selasa (23/8/2022).

Dia melanjutkan, ABMM melihat prospek batu bara sampai akhir tahun masih akan positif, mengingat kebutuhan batu bara yang meningkat baik dari dalam negeri maupun pasar ekspor.

Adapun ABMM memperkirakan tahun ini perseroan dapat meraih peningkatan pendapatan sekitar 50 persen. Laba bersih ABMM juga diperkirakan akan meningkat signifikan tahun ini.

Sebagai informasi, Presiden RI Joko Widodo mengesahkan aturan kenaikan tarif royalti batu bara melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2022 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Pemerintah menetapkan royalti untuk tingkat kalori <4.200 Kkal/kg untuk harga batu bara acuan (HBA) kurang dari US$70 dipatok 5 persen dari harga, sedangkan untuk HBA lebih dari US$90 royalti yang ditetapkan mencapai 8 persen dari harga.

Kemudian, untuk batu bara dengan kalori lebih dari 4.200-5.200 Kkal/kg dengan HBA kurang dari US$70, pemerintah mematok royalti 7 persen dari harga. Adapun, untuk HBA atau lebih dari US$90, maka iuran yang dipatok adalah 10,5 persen dari harga.

Sementara itu, untuk tingkat kalori lebih dari 5.200 Kkal/kg dengan HBA atau kurang dari US$70 royalti yang ditetapkan adalah 9,5 persen dari harga, sedangkan untuk batu bara pada tingkat kalori tersebut dengan HBA lebih dari US$90 maka royalti yang dikenakan adalah 13,5 persen dari harga.

Adapun, Lo Kheng Hong menjadi pemegang saham terbesar keempat di ABMM dengan porsi kepemilikan 85,54 juta lembar atau setara dengan 3,10 persen per 31 Desember 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper