Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang tahun ini, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam tengah gencar menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dari luar negeri untuk mengembangkan proyek hilirisasi kendaraan listrik. Sampai saat ini, studi masih terus dilaksanakan.
Terkait dengan inisiatif pengembangan hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik, pada April 2022, ANTM bersama-sama PT Industri Baterai Indonesia (Indonesia Battery Corporation /IBC), dan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL) telah melakukan penandatanganan Framework Agreement terkait insiatif pengembangan untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi. ANTAM dan IBC juga menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution.
“Sekarang masih dalam proses studi dengan para calon-calon mitra, meliputi aspek kapasitas baterai yang, waktu dan operasinya,” kata DIrektur Pengembangan Usaha Antam Dolok R. Silaban dalam konferensi pers, Selasa (23/8/2022).
Adapun, lingkup operasi Antam nantinya mencakup penambangan, pengolahan nikel, selanjutnya digunakan untuk produksi bahan baku baterai, pembuatan baterai, sampai daur ulang baterai itu sendiri yang akan dikerjasamakan dengan IBC.
“Dengan adanya kerja sama ini diharapkan mewujudkan Indonesia bisa menjadi pemain baterai terbesar di dunia, serta dapat mengakselerasi pertumbuhan ekosistem EV, membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri [TKDN] dan tingkat kompetitif dari industri EV dalam negeri, serta penggunaan baterai untuk penggunaan lainnya,” kata dolok.
Antam telah melakukan penjajakan kerja sama hilirisasi nikel dan komoditas lainnya, namun fokus Antam merealisasikan kerja sama proyek baterai dengan calon mitra produsen baterai terbesar di global.
Baca Juga
“Antam juga sudah menjajaki kerja sama dengan produser baterai kendaraan listrik lainnya, prinsipnya Antam mendukung inisiasi pemerintah untuk mengembangkan EV battery untuk pengembangan hilirisasi industri baterai yang terintegrasi dan meningkatkan nilai tambah komoditas mineral Indonesia ke arah yang lebih strategis lagi di masa mendatang,” kata Dolok.
Sebelumnya, Dolok juga pernah mengatakan terkait dengan kerja sama tersebut ditargetkan studinya bisa dirampungkan pada September 2022, dan ditandatangani menjadi sesuatu perjanjian yang lebih definitif.