Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sektor energi, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan pertumbuhan hingga 80,34 persen pendapatan sepanjang Semester I/2022. Laba bersih MEDC juga melejit 482,11 persen pada periode yang sama.
Berdasarkan laporan keuangan MEDC per 30 Juni 2022 yang tidak diaudit, dikutip Senin (22/8/2022), emiten keluarga Panigoro ini mencatatkan pendapatan sebesar US$1,14 miliar setara Rp16,74 triliun (kurs Rp14.600) naik 80,34 persen dibandingkan dengan US$636,29 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan tersebut berasal dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$1,12 miliar naik dari US$617,43 juta, serta pendapatan keuangan yang tumbuh menjadi US$20,85 juta.
Seiring kenaikan pendapatan tersebut, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$270,1 juta setara Rp3,94 triliun pada semester I/2022 tumbuh 482,11 persen dari US$46,48 juta.
Roberto Lorato, CEO Medco Energi Internasional mengatakan sangat senang untuk melaporkan satu kuartal lagi kinerja operasional dan keuangan yang kuat.
"Kuartal ini kami juga menempatkan proyek pertama kami di Natuna saat ini dan proyek PV pertama kami di Sumbawa, keduanya akan berkontribusi pada kinerja paruh kedua,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (22/8/2022).
Laba Bersih mencapai US$270 juta, naik 480 persen YoY dan EBITDA sebesar US$806 juta, baik karena volume minyak, gas dan tembaga yang kuat dan harga komoditas yang membaik.
EBITDA pada kuartal kedua adalah US$492 juta, di atas kuartal pertama sebagai akibat dari harga komoditas yang lebih tinggi dan kontribusi kuartal penuh dari Koridor.
Harga minyak rata-rata untuk semester pertama adalah US$104,4/bbl, dan harga jual rata-rata tertimbang gas US$7,7/mmbtu.
Utang konsolidasi sebesar US$3,2 miliar, Utang Grup-grup yang dibatasi sebesar US$2,8 miliar dengan US$208 juta yang dilunasi sejak akuisisi Koridor. Utang bersih adalah US$2,4 miliar dan Utang Bersih Grup Terbatas terhadap EBITDA meningkat menjadi 1,6x.
Produksi minyak dan gas mencapai 153 mboepd, naik 63 persen YoY termasuk kontribusi Koridor baru sejak Maret. Biaya produksi adalah US$6,5 per boe dan produksi proforma3 181 mboepd.
Belanja modal US$102 juta, terutama untuk pengembangan beberapa proyek pembangunan di South Natuna Sea Block B PSC.
Shark field mulai beroperasi pada Juni 2022, gas pertama di Proyek Perpanjangan Belida diharapkan pada kuartal IV/2022 dan minyak pertama di lapangan Forel dan gas di lapangan Bronang diharapkan pada kuartal IV/2023 beroperasi.
Selain itu, Medco Power menghasilkan penjualan sebesar 1.962 GWh, dengan 22 persen dari sumber terbarukan. Penjualan listrik meningkat 45 persen year-on-year dengan kontribusi dari 275 MW Pembangkit Listrik Swasta di Riau mulai beroperasi pada Februari 2022, dan 26MWp Sumbawa Photovoltaic (PV/ pembangkit listrik tenaga surya) mulai beroperasi pada Juni 2022.
Medco Power terus melanjutkan pengembangan proyek terbarukan di Ijen, pengembangan panas bumi 30MW, dan proyek Bali Solar PV 2x25MWp.
Di sisi lain, produksi tembaga adalah 209 Mlbs, naik 103 persen yoy dan produksi emas adalah 351 Kozs, naik 538 persen yoy, mengikuti kenaikan Tahap 7. Harga tembaga mencapai US$4,46/lb.