Bisnis.com, JAKARTA — PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) telah merampungkan penukaran obligasi wajib konversi (OWK) dengan jumlah saham sebanyak 140,03 miliar, namun prospek sahamnya masih perlu dicermati.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, saat ini saham BUMI cenderung rawan terkoreksi dan perlu dicermati di level support terdekat Rp128.
“Jika masih bertahan di atas angka tersebut maka masih ada harapan untuk segera menguat lagi,” ujar Ivan kepada Bisnis, Senin (22/8/2022).
Sepanjang Juli 2022 saham BUMI termasuk dalam 5 besar top gainers, dengan kenaikan 59,7 persen.
Saham BUMI sempat melesat 30 persen dalam sepekan yang ditopang sejumlah katalis, di antaranya perolehan laba per saham pada kuartal I/2022 yang lebih baik, khususnya dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Pada kuartal I/2022, BUMI mencatatkan kinerja berbalik laba, yakni yang dapat diatribusikan kepada entitas induk menjadi US$43,3 juta dari kerugian US$11,7 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Lebih lanjut, harga kontrak batu bara acuan Newcastle yang saat ini masih bertengger di atas level US$400 turut mendorong pergerakan saham BUMI.
Sebagai informasi, sebelum merampungkan OWK, jumlah saham OWK BUMI sebanyak 134,9 miliar seri C dengan nilai nominal Rp50 per saham.
Adapun private placement BUMI dalam rangka penukaran OWK dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp80 per saham. Harga tersebut merupakan konversi OWK yang berlaku terhadap pelaksanaan hak konversi OWK tersebut.
Pada sesi pertama perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/8/2022), saham BUMI terpantau berada di posisi Rp137, turun 0,72 persen.S aham dengan kapitalisasi pasar Rp19,18 triliun tersebut telah mencatatkan transaksi 1,23 miliar saham senilai Rp167,05 miliar.