Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham ICBP dan MYOR Bisa Cuan Berkat Anggaran Perlindungan Sosial 2023

Anggaran perlindungan sosial yang besar akan menjaga daya beli masyarakat meski tekanan inflasi meningkat, terutama di kelompok sosial rentan.
Petugas sedang menurunkan karton produk mi instan Indomie. Mi instan merupakan salah satu produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk./indofood.com
Petugas sedang menurunkan karton produk mi instan Indomie. Mi instan merupakan salah satu produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk./indofood.com

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah kembali mengalokasikan anggaran jumbo untuk perlindungan sosial (perlinsos) pada 2023.

Meski turun 4,7 persen dibandingkan dengan proyeksi anggaran 2022, anggaran perlindungan sosial sebesar Rp479,1 triliun pada tahun depan diperkirakan bisa menjadi sentimen positif untuk emiten konsumer seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk. (MYOR).

“Menurut pandangan kami, alokasi anggaran yang signifikan untuk perlindungan sosial dan subsidi energi merupakan upaya pemerintah untuk menangkal permintaan energi yang meningkat di tengah harga global yang meningkat,” tulis Analis CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Peter P. Sutedja dan Hadi Soegiarto dalam riset terbarunya yang dikutip Kamis (18/8/2022).

Sebagian besar anggaran perlinsos dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 dialokasikan melalui belanja pemerintah pusat. Di antaranya melalui program di Kementerian Sosial sebesar Rp74,20 triliun, Kementerian Kesehatan Rp46,53 triliun, Kemendikbud Ristek Rp20 triliun melalui Program Indonesia Pintar, dan Kementerian Agama sebesar Rp2,56 triliun.

Sementara itu, anggaran melalui non-kementerian atau lembaga yang mencapai Rp311,87 triliun dialokasikan antara lain melalui program pengelolaan subsidi sebesar Rp289,29 triliun. Subsidi ini mencakup penyaluran subsidi listrik, subsidi LPG tabung 3 kg, penyaluran subsidi bunga KUR.

“Langkah ini bisa berdampak positif bagi emiten konsumer seperti ICBP dan MYOR,” kata Peter dan Hadi.

Mereka menilai anggaran perlindungan sosial yang besar akan menjaga daya beli masyarakat meski tekanan inflasi meningkat, terutama di kelompok sosial rentan.

Emiten konsumer akan diuntungkan karena biaya produksi cenderung turun di semester II/2022 seiring dengan melandainya harga komoditas bahan baku.

“Memasuki 2023, emiten konsumer akan mendapat keuntungan dari dukungan anggaran pemerintah. Mereka juga bisa memetik kinerja positif dengan meningkatnya daya beli masyarakat memasuki momen pemilihan umum,” lanjut mereka.

Mayoritas emiten sektor consumer non-cyclical terpantau menguat pada penutupan sesi I perdagangan Kamis (18/8/2022). Saham konsumer berkapitalisasi besar seperti Unilever Indonesia (UNVR) terpantau menguat 0,21 persen ke posisi 4.780, sementara ICBP dan INDF kompak naik masing-masing 0,57 persen dan 0,38 persen.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sementara menguat tipis 0,09 persen ke posisi 7.140,08 yang didorong oleh penguatan sektor energi 1,46 persen, industri 0,44 persen, konsumer non-cyclical 0,42 persen, dan konsumer cyclical 0,33 persen.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper