Bisnis.com, JAKARTA - Penyedia layanan taksi PT Blue Bird Tbk. (BIRD) menyebut sumber kontribusi pendapatan paling besar berasal dari taksi reguler yang menyumbang hingga 70 persen total pendapatan. Sementara untuk sisanya berasal dari kontribusi seperti rental mobil, taksi eksekutif dan juga bus.
Direktur Utama Blue Bird, Sigit Djokosoetono mengatakan terjadi pergeseran pendapatan karena pada sebelum-sebelumnya taksi reguler dapat menyumbang hingga 80 persen dari pendapatan. Pergeseran kontribusi terjadi karena adanya bisnis business-to-business (B2B) yang menambahkan kegiatan rental mobil untuk korporasi.
Terjadinya pandemi Covid-19 disebut Sigit membuat korporasi mengubah strategi dengan melakukan rental mobil. Hal ini disebut sebagai langkah untuk melakukan penghematan.
"Dia juga tidak mau punya aset kendaraan jadi dia akhirnya merental kendaraan," ujar Sigit dalam diskusi di Jakarta pada dikutip Jumat (12/8/2022).
Sementara untuk pengeluaran, Sigit menyebut bahan bakar minyak (BBM) dan biaya kompensasi untuk pengemudi berkontribusi paling besar. Paling tidak hampir 50 persen dana digelontorkan untuk BBM dan kompensasi pengemudi.
Sementara untuk sisanya berasal dari direct cost untuk biaya spare part. Namun, terdapat beban-beban lain pada persiapan seperti operasional Pool Taksi.
Baca Juga
"Banyak kecil-kecilnya seperti persiapan untuk mencuci, persiapan kendaraan, siap lampu dan lainnya," ujar Sigit.
Sementara untuk cash flow, Sigit menyebut BIRD memiliki alur keuangan yang cukup kuat dan digunakan untuk membayar utang.
Sebelumnya diberitakan, BIRD menargetkan belanja modal atau capex sebesar Rp1,2 triliun tahun ini. Dengan belanja armada baru sudah mencapai Rp300 miliar, BIRD bakal lanjut membeli hingga 4.000 armada sampai akhir tahun ini.
Wakil Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono menjelaskan realisasi belanja armada baru sudah mencapai 800 unit kendaraan dengan nilai belanja mencapai Rp300 miliar.
Selain belanja armada, BIRD juga bakal melakukan revitalisasi aset pool taksi di sejumlah tempat seiring kedatangan armada baru. Revitalisasi tersebut juga terkait penambahan lini pendapatan baru dari usaha penyewaan pool sebagai pergudangan bagi jasa kurir.
Belanja armada dengan target 5.000 unit tersebut sudah mengkombinasikan komposisi antara divisi taksi reguler yang paling besar dan divisi lainnya. Belanja armada juga disesuaikan dengan kondisi ke depan.