Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Hary Tanoe Kompak Absen Bagi Dividen, Cek Prospek Sahamnya

Investor disarankan untuk melakukan average up atau tambah beli pada saham PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) setelah emiten tersebut break out tren sideways.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Bisnis/Himawan L Nugraha
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten grup MNC yang dikendalikan Hary Tanoesoedibjo kompak untuk tidak membagikan dividen dari hasil laba bersih untuk tahun buku 2021. Beberapa di antaranya adalah BHIT, BMTR, KPIG, BCAP, dan MNCN.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia membagikan pandangannya terkait proyeksi kinerja lima emiten saham tersebut. Untuk PT MNC Investama Tbk (BHIT), Liza menyebut diperlukannya break out resistence pada level Rp74-Rp76. Hal ini agar BHIT dapat mengakhiri tren sideways jangka panjang.

"Baru akan membuka jalan BHIT menuju TARGET 90/100 (35 persen upside potential)," ujar Liza kepada Bisnis pada Jumat (12/8/2022).

Kemudian untuk PT Global Mediacom Tbk. (BMTR), Liza menyebut apabila ada pullback ke level Rp320-Rp330, maka momen tersebut dapat digunakan oleh para investor publik untuk melakukan buy on weakness dengan target Rp440-Rp500.

PT MNC Land Tbk. (KPIG) disebut memiliki potensi break out resistance pada indikator moving average (MA) 50 pada level Rp97-Rp100. Hal tersebut akan membuka jalan bagi KPIG untuk menembus target level Rp120.

Sementara untuk PT MNC Land Tbk (BCAP), Liza menyebut emiten saham tersebut seharusnya sudah mulai bottoming pada level Rp112-Rp110. Apabila mampu break out ke level Rp120-Rp125, maka BCAP membuka peluang untuk naik ke level Rp150-160/Rp170/Rp200.

Kemudian, investor publik disarankan untuk melakukan average up atau tambah beli pada saham PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) setelah emiten tersebut break out tren sideways jangka panjang atau naik di atas level Rp1.100. Jika mampu menembus level tersebut, maka MNCN berpotensi untuk menguat hingga level Rp1.300-Rp1.350.

Sebelumnya diberitakan, investor kawakan Lo Kheng Hong selaku salah satu pemegang saham BMTR mengaku tidak ambil pusing dengan langkah manajemen yang tidak membagikan dividen. Pria yang akrab disapa Pak Lo mengatakan laba yang tidak dibagikan dapat memperkuat modal usaha, pertumbuhan, dan kinerja sehingga meningkatkan laba.

"Kalau labanya meningkat tentu harga sahamnya juga akan meningkat," ujar Pak Lo kepada Bisnis pada Jumat (12/8/2022).

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper