Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat setelah rilis data inflasi AS yang melandai sehingga mengindikasikan langkah The Fed yang lebih dovish dan melemahkan dolar AS.
Pada Rabu (10/8/2022) pukul 20.08 WIB, harga emas spot naik 0,14 persen atau 2,51 poin menjadi US$1.796,8 per troy ounce. Harga emas Comex kontrak Desember 2022 naik 0,35 persen atau 6,4 poin menuju US$1.818,7 per troy ounce.
Mengutip Monex Investindo Futures, harga emas naik di malam hari Rabu (10/8), setelah laporan inflasi AS yang dirilis di bawah ekspektasi.
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (CPI) AS naik 8,7 persen pada Juli 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). CPI AS ini lebih rendah dari bulan Juni 2022 yang mencapai level tertinggi sejak 1981 di 9,1 persen.
Dari sisi bulanan, inflasi AS 0,00 persen, di bawah ekspektasi 0,2 persen, dan sebelumnya 1,3 persen. Hasil data ini menunjukkan peluang turunnya inflasi di AS dan menekan spekulasi The Fed akan menaikkan suku bunga secara agresif pada pertemuan di bulan September mendatang, sehingga menekan dolar melemah setelah data.
Di pekan lalu, beberapa pejabat The Fed menyuarakan optimisme mereka bahwa suku bunga acuan The Fed dapat naik sebesar 0,75 persen lagi setelah kenaikan agresif tersebut pada dua pertemuan sebelumnya.
"Namun, dengan turunnya laporan inflasi, dapat dipandang bahwa langkah yang sudah diambil The Fed telah sukses menekan inflasi turun dan tidak diperlukan kenaikan suku bunga secara agresif pada bulan September mendatang," papar Monex.
Dolar AS sempat mendapat tekanan jual terhadap semua produk utama yang berlawanan langsung dengannya, termasuk harga emas yang sempat catat level tinggi US$1.807,73. Namun, beberapa pelaku pasar nampak menutup posisi untung saat ini.
Walau sentimen pelemahan dolar AS mungkin berlanjut, pelaku pasar juga menantikan data Final Wholesale Inventories AS jam 21:00 WIB berpeluang menjadi penggerak harga emas malam ini.