Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Kamis (4/8/2022) waktu setempat, berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya dipicu oleh dolar AS yang lebih lemah.
Sentimen emas dipengaruhi oleh para pelaku pasar yang menunggu laporan pekerjaan AS untuk petunjuk arah lintasan kebijakan Federal Reserve selanjutnya.
Mengutip Antara, Jumat (5/8/2022), kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak US$30,5 atau 1,72 persen menjadi ditutup pada US$1.806,90 per ounce, kembali bertengger di atas level psikologis US$1.800 setelah beberapa hari tersandung penguatan dolar.
Harga emas berjangka tergelincir US$13,30 atau 0,74 persen menjadi US$1.776,40 pada Rabu (4/8/2022), setelah terdongkrak US$2,0 atau 0,11 persen menjadi US$1.789,70 pada Selasa (3/8/2022), dan menguat US$5,9 atau 0,33 persen menjadi US$1.787,70 pada Senin (1/8/2022).
Harga emas berakhir pada penutupan tertinggi sejak 30 Juni, naik di atas angka kunci US$1.800, karena investor fokus pada kemungkinan ekonomi AS tergelincir ke dalam resesi.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (4/8/2022) bahwa klaim pengangguran awal AS meningkat 6.000 menjadi 260.000 dalam pekan yang berakhir 30 Juli. Pekan yang berakhir pada 23 Juli melihat peningkatan permintaan yang berkelanjutan untuk tunjangan negara menjadi 1,42 juta, angka tertinggi sejak awal April.
Baca Juga
Investor juga mempertimbangkan kemungkinan mundurnya pasar tenaga kerja yang kuat, menurut analis pasar, terutama karena Federal Reserve meningkatkan perjuangannya melawan inflasi pada level tertinggi empat dekade.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 22,8 sen atau 1,15 persen, menjadi ditutup pada US$20,122 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik US$36,4 atau 4,1 persen, menjadi ditutup pada US$924,90 per ounce.