Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) tercatat mampu mempertahankan laba bersih yang diperoleh pada kuartal I/2021, berkat laba investasi bersama di PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI).
Dalam laporan keuangan semester I/2022, Bukalapak mencatatkan laba usaha sebesar Rp8,6 triliun pada semester I/2022. Laba usaha ini termasuk laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp9,79 triliun.
Manajemen BUKA mengakui, laba operasional sebesar Rp8,6 triliun tersebut didapatkan dari laba nilai investasi marked-to-market dari BBHI.
Saat ini, BUKA tercatat menggenggam sebanyak 11,49 persen saham BBHI atau sebanyak 2,49 miliar saham. Saat ini, harga saham BBHI tercatat berada pada posisi Rp3.670 per saham, atau telat turun 8,81 persen sejak awal tahun (year to date/YTD).
Tanpa memperhitungkan investasi di BBHI, berapa sebenarnya laba Bukalapak?
Hingga semester I/2022, BUKA mencatatkan pendapatan neto sebesar Rp1,69 triliun. Pendapatan neto ini meningkat 95,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp863,6 miliar.
Baca Juga
Pendapatan ini dihasilkan dari segmen Mitra sebesar Rp969 miliar, Buka Pengadaan Rp74,8 miliar, dan Marketplace Rp685,3 miliar.
Akan tetapi, beban pokok pendapatan perseroan membengkak menjadi Rp1,16 triliun, dari Rp118 miliar atau naik 885 persen secara tahunan. Begitu juga dengan beban umum dan administrasi yang meningkat dari Rp659 miliar di semester I/2021, menjadi Rp1,32 triliun di semester I/2022 atau naik 100 persen.
Sementara itu, beban penjualan dan pemasaran perseroan turun 31 persen menjadi Rp601 miliar, dari Rp881 miliar secara tahunan. Perseroan juga mencatatkan pendapatan operasi lainnya sebesar Rp208,4 miliar, meningkat 991 persen dari Rp19,1 miliar secara tahunan.
Dengan menghitung pendapatan dan beban tersebut, tanpa memasukkan laba investasi, BUKA masih mencatatkan rugi usaha sebesar Rp1,18 triliun, membengkak 52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp776 miliar.
Rugi periode berjalan perseroan juga turut meningkat menjadi Rp1,2 triliun, dari Rp767 miliar secara tahunan, atau naik 56 persen.
Adapun masing-masing hasil segmen Bukalapak juga mencatatkan kerugian, yakni segmen Mitra dengan rugi Rp179,6 miliar, segmen Buka Pengadaan rugi Rp7,2 miliar, dan segmen marketplace yang rugi Rp992,3 miliar.