Bisnis.com, JAKARTA — Harga Bitcoin (BTC) dan aset kripto lainnya terpantau turun tipis jelang pertemuan The Fed. Potensi kenaikan suku bunga yang dilakukan The Fed berpotensi menekan harga Bitcoin hingga di bawah US$20.000.
Mengutip data CoinMarketCap, Rabu (27/7/2022) harga Bitcoin turun 0,41 persen selama 1 jam terakhir menjadi US$21.083. Harga sejumlah altcoin juga ikut melemah, harga Ethereum (ETH) turun 0,68 persen menjadi US$1.425,15, Solana (SOL) terkoreksi 0,56 persen ke level US$35,79, dan Cardano turun 0,59 persen ke US$0,4607.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan pola pergerakan kripto hari ini menjadi bukti bahwa harga aset kripto masih diselimuti oleh bayang-bayang sentimen makroekonomi yang kuat. Dibandingkan dengan harga awal pekan lalu, pergerakan ini merupakan kenaikan harga tipis.
"Investor secara umum masih menahan diri untuk terjun lebih jauh ke market kripto. Hal ini untuk mengantisipasi dua pengumuman penting untuk mengambarkan situasi makroekonomi lebih jauh. Ada pengumuman kenaikan suku bunga acuan, The Fed dan laporan data Produk Domestik Bruto (PDB) AS," kata Afid dikutip dari keterangan resminya, Rabu (27/7/2022).
Ia melanjutkan, sentimen di pasar kripto mulai semakin mencekam. Pelemahan pasar dengan aksi wait and see membuat investor lebih memilih melepaskan aset kripto untuk sementara waktu dan masuk ke instrumen yang lebih aman, seperti uang fiat.
Investor juga tampak masih melakukan price actions menyusul perilisan laporan keuangan dari perusahaan raksasa teknologi AS. Rencananya, Microsoft, Meta Platforms Inc, Google dan Apple akan mengumumkan kinerja kuartalannya pada pekan ini.
Baca Juga
Di samping itu, International Monetary Fund (IMF) merilis World Economic Outlook July 2022 yang memperkirakan perlambatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi global jadi rata-rata 3,2% tahun ini dan 2,9% pada 2023. Ini bisa berdampak pada market kripto yang saat ini memiliki korelasi yang tinggi dengan situasi makroekonomi.
Afid menuturkan, investor perlu memperhatikan hasil rapat The Fed pada akhir bulan ini. Investor tampaknya sudah priced in dengan kondisi makroekonomi dan memprediksi The Fed mungkin akan mengerek suku bunga 75 basis poin.
“Tetapi, data historis menunjukkan harga kripto bisa tersungkur atas respons kenaikan tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, secara teknikal, Bitcoin mengalami penolakan pada titik resistensi US$23.300, yang menyebabkan harganya turun. Namun, pergerakan selama tiga hari terakhir mengindikasikan sinyal pelemahan BTC.
BTC saat ini masih tertahan di level support krusialnya di US$20.500. Titik support tersebut menjadi penentu dari ketahanan harga Bitcoin.
“Jika level tersebut breakdown, maka harga Bitcoin kemungkinan akan kembali di bawah US$20.000, dan support selanjutnya berada pada harga US$18.900,” pungkasnya.