Bisnis.com, JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dijadwalkan akan merilis kinerja keuangan semester I/2022 hari ini. Menarik disimak rekomendasi saham UNVR dari sejumlah analis.
Unilever Indonesia menjadwalkan akan melakukan pemaparan kinerja keuangan kuartal II/2022 atau periode semester I/2022. Investor tentunya berharap UNVR mampu meningkatkan kinerja setelah kuartal I/2022 membukukan pertumbuhan laba.
Penjualan bersih perusahaan berkode UNVR tersebut mencapai Rp10,8 triliun, 5,40 persen lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada kuartal I/2021 sebesar Rp10,28 triliun.
Penjualan domestik yang menyumbang 95,9 persen dari total penjualan tercatat naik 5,8 persen YoY menjadi Rp10,39 triliun, dari Rp9,82 triliun. Sementara itu, penjualan ekspor turun 3,87 persen YoY dari Rp458,05 miliar pada kuartal I/2021 menjadi Rp440,31 miliar.
Seiring dengan kenaikan penjualan, harga pokok penjualan Unilever turut terkerek naik dari Rp4,88 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp5,56 triliun pada kuartal I/2022. Perusahaan tercatat berhasil menekan beban pemasaran dan penjualan dari Rp2,17 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp1,98 triliun pada kuartal I/2022.
Kinerja tersebut membuat laba bersih Unilever naik 19,02 persen YoY menjadi Rp2,02 triliun pada kuartal I/2022 dari Rp1,69 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara itu, mengutip konsensus analis di Bloomberg, ada 8 analis yang memperbarui pandangan mereka terhadap saham UNVR pada Juli 2022. Target harga sahamnya berkisar Rp3.170-Rp6.400.
Bila melihat lebih jauh, dari keseluruhan analis yang memantau saham UNVR, 12 di antaranya merekomendasikan beli, 11 menyarankan hold, dan 8 merekomendasikan jual. Target harga saham UNVR rata-rata dari konsensus analis Rp4.772.
Pada perdagangan Selasa (26/7/2022) pukul 10.13 WIB, saham UNVR berada di posisi Rp4.930, sama dengan kemarin. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp188,08 triliun dengan valuasi PER 23,26 kali. Sepanjang 2022, saham UNVR naik 19,95 persen, dan menguat 40,06 persen dalam 3 bulan terakhir.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.