Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengelola Ancol dan Dufan, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) mencatatkan kinerja yang kuat sepanjang Semester I/2022 dengan laba bersih Rp37 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit per 30 Juni 2022, emiten berkode PJAA ini mencatatkan pendapatan usaha Rp413,72 miliar naik 96,19 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp210,87 miliar.
Pendapatan tersebut berasal dari pendapatan tiket yang naik tajam 150,1 persen dari Rp112,47 miliar menjadi Rp281,29 miliar pada akhir kuartal II/2022.
Selanjutnya, kinerja pendapatan hotel dan restoran naik 65 persen menjadi Rp35,5 miliar dari Rp21,51 miliar. Sementara, pendapatan usaha lainnya juga meningkat menjadi Rp98,1 miliar.
Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan juga meningkat menjadi Rp11,14 miliar dari Rp5,82 miliar, sementara beban langsung meningkat menjadi Rp176,49 miliar dari Rp135,15 miliar.
Dengan demikian, laba bruto perseroan tercatat meningkat signifikan menjadi Rp226,07 miliar per separuh 2022 dibandingkan dengan Rp69,88 miliar pada 2021.
Baca Juga
Adapun, beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp113,44 miliar dari Rp96,27 miliar, bersamaan dengan beban penjualan yang naik tipis menjadi Rp7,7 miliar.
PJAA mencatatkan laba usaha sebesar Rp108,18 miliar dari rugi usaha Rp21,2 miliar pada paruh pertama 2021.
Setelah dikurangi beban pajak, beban keuangan, dan lain-lain, PJAA mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp37,43 miliar pada Semester I/2022 berbalik dari posisi rugi sebesar Rp94,86 miliar pada Semester I/2021.
Selain itu, jumlah aset perseroan juga turun menjadi Rp3,98 triliun pada Semester I/2022 dari Rp4,42 triliun pada akhir tahun lalu. Penurunan terutama karena posisi kas dan setara kas yang anjlok hampir setengahnya dari Rp843,46 miliar menjadi Rp457,92 miliar.
Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan turun menjadi Rp2,45 triliun per 30 Juni 2022 dibandingkan dengan Rp2,93 triliun per 31 Desember 2021. Hal ini seiring menghilangnya beban utang obligasi jatuh tempo yang sudah dibayarkan.