Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat terhadap Dolar AS jelang The Fed Kerek Suku Bunga

Rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS jelang pengumuman The Fed soal kenaikan suku bunga dalam FOMC pertengahan pekan ini.
Rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS jelang pengumuman The Fed soal kenaikan suku bunga dalam FOMC pertengahan pekan ini. Bisnis/Himawan L Nugraha
Rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS jelang pengumuman The Fed soal kenaikan suku bunga dalam FOMC pertengahan pekan ini. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada akhir perdagangan Senin (25/7/2022), seiring dengan pelemahan tipis indeks dolar AS setelah sempat menguat.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 20,5 poin atau 0,14 persen ke Rp14.993 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah tpis 0,07 persenle 106,65.

Bersama dengan rupiah, mata uang peso Filipina menguat 0,36 persen, rupee India menguat 0,02 persen, dan dolar Singapura menguat 0,14 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, meskipun melemah dolar berada pada pijakan yang kuat, karena para pedagang bersiap untuk kenaikan suku bunga AS yang tajam pelam ini dan mencari keamanan karena data menunjukkan melemahnya ekonomi global.

Federal Reserve AS mengakhiri pertemuan dua hari pada Rabu, dan pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin dengan sekitar 9 persen peluang kenaikan 100 basis poin.

“Perlambatan telah mendorong para pedagang untuk menarik kembali ekspektasi pengetatan, khawatir ekonomi yang goyah hanya dapat menahan begitu banyak kenaikan suku bunga, tetapi investor belum menurunkan dolar terlalu jauh dari tonggak tertinggi mengingat prospek global begitu suram,” terangnya dalam riset harian, Senin (25/7/2022).

Ketegangan geopolitik juga meningkat, dengan pertumbuhan Eropa bergantung pada gas Rusia dan Financial Times melaporkan China telah membuat peringatan keras terhadap kemungkinan perjalanan ke Taiwan oleh Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

Dari sisi internal, kondisi ekonomi global saat ini menghadapi tekanan yang sangat besar akibat tingginya harga komoditas, inflasi yang terus menanjak, dan adanya risiko pembengkakan utang dan mengarah terhadap resiko resesi secara menyeluruh.

Indonesia pun turut terpengaruh oleh berbagai tekanan dan gejolak yang ada, terutama tingginya inflasi yang memacu banyak bank sentral global menaikkan suku bunga.

“Namun, risiko perekonomian Indonesia berasal dari tekanan luar negeri, bukan dari dalam negeri, karena fundamental dan kinerja sejauh ini yang cukup baik,” imbuhnya.

Dilihat dari tingkat inflasi Indonesia terbilang masih rendah dari kondisi negara-negara lainnya, karena masih cukup dekat dengan harapan pemerintah, yakni di kisaran 4 persen. Kondisi itu bisa terjadi di antaranya karena bauran kebijakan fiskal dan moneter, oleh Pemerintah dan Bank Indonesia.

“BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” lanjut Ibrahim.

Indonesia pun menuai berkah dari tingginya harga komoditas, karena merupakan eksportir batu bara dan crude palm oil (CPO). Meskipun begitu, Indonesia tetap menanggung besarnya beban subsidi akibat harga minyak global yang membengkak.

Dengan data fundamental dalam negeri yang bagus, membuat pijakan mata uang garuda tetap menguat walaupun secara bersamaan dolar menguat juga.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatuf namun ditutup melemah di rentang Rp14.980-Rp15.020 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper