Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), yang masuk salah satu portofolio saham Lo Kheng Hong, mencatatkan rugi bersih meski penjualannya meningkat sepanjang semester I/2022.
Gajah Tunggal membukukan peningkatan penjualan menjadi Rp8,28 triliun pada semester I/2022. Penjualan ini naik 14,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,26 triliun.
Penjualan perseroan ditopang oleh penjualan ban yang mendominasi sebesar Rp7,92 triliun. Penjualan ban ini naik 15,29 persen dibandingkan semester I/2021 yang sebesar Rp6,87 triliun.
Penjualan perseroan juga ditopang oleh segmen kain ban sebesar Rp772,9 miliar, karet sintetik sebesar Rp518,6 miliar, benang nilon sebesar Rp298,6 miliar, dan penjualan lainnya sebesar Rp350,6 miliar.
Sepanjang semester I/2022, emiten berkode saham GJTL ini membukukan peningkatan beban pokok penjualan, dari Rp6,07 triliun, menjadi Rp7,17 triliun atau naik18,11 persen.
Peningkatan beban pokok penjualan ini membuat laba kotor perseroan tergerus 6,16 persen dari Rp1,18 triliun, menjadi Rp1,11 triliun di semester I/2022.
Baca Juga
GJTL mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp63,8 miliar, dari laba bersih sebesar Rp98,17 miliar dibandingkan semester I/2021. Rugi bersih ini salah satunya disebabkan oleh rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp52,5 miliar, dari laba Rp12,8 miliar secara tahunan.
Sebagai informasi, perseroan melakukan investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama pada PT Polychem Indonesia Tbk. (CHEM) dan PT IRC Gajah Tunggal Manufacturing Indonesia.
Adapun hingga semester I/2022, GJTL mencatatkan total aset sebesar Rp19,3 triliun, naik dari akhir 2021 yang sebesar Rp18,4 triliun.
Perseroan juga mencatatkan jumlah liabilitas yang meningkat menjadi Rp12,3 triliun di enam bulan pertama 2022, dari Rp11,4 triliun di 2021.
Adapun jumlah ekuitas Gajah Tunggal turun tipis, yakni dari Rp6,967 triliun di akhir Desember 2021, menjadi Rp6,960 triliun di akhir Juni 2022.
Per Mei 2022, investor kawakan Lo Kheng Hong memiliki 5,1 persen saham GJTL. Mayoritas saham dipegang Denham Pte. Ltd 49,5 persen, Michelin 10 persen, dan kemudian masyarakat 35,39 persen.