Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Harga Minyak Mentah Sedang Bullish, Selama Produksi OPEC Lancar

Harga minyak mentah diperkirakan masih berada dalam tren peningkatan pada kuartal III/2022. Akan tetapi, nasib kelanjutan pakta OPEC disebut dapat menjadi pengadang tren bullish minyak mentah.
Annisa Kurniasari Saumi
Annisa Kurniasari Saumi - Bisnis.com 21 Juli 2022  |  05:20 WIB
Harga Minyak Mentah Sedang Bullish, Selama Produksi OPEC Lancar
Pekerja berjalan di kapal tongkang akomodasi (Barge 222) Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). ANTARA FOTO - M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah diperkirakan masih berada dalam tren peningkatan pada kuartal III/2022. Akan tetapi, nasib kelanjutan pakta OPEC disebut dapat menjadi pengadang tren bullish minyak mentah.

Research and Development ICDX Girta Yoga menyebut, pada kuartal II/2022, harga minyak mengalami peningkatan sebesar 15,04 persen quarter-on-quarter (QoQ). Yoga memperkirakan pada kuartal III/2022 ini, harga minyak akan tetap mengalami penguatan meskipun ada beberapa faktor yang bisa menahan penguatan harga tersebut.

“Melihat dari beberapa katalis yang ada, di kuartal III/2022 ini pergerakan harga minyak masih mengalami bullish. Namun tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan ada sentimen-sentimen yang akan menahan pergerakan harga tersebut," kata Yoga, dikutip Kamis (21/7/2022).

Menurutnya, salah satu sentimen yang akan menjadi penahan pergerakan harga tersebut adalah Pakta Produksi OPEC+ yang hingga saat ini tidak ada sinyal untuk berlanjut. Menurut Yoga, hal ini akan mempengaruhi pasokan yang ada di pasar.

Sementara itu, katalis lain terhadap harga minyak menurutnya datang dari cadangan stok AS yang merosot drastis. Perilisan minyak dari cadangan strategis AS sebesar 45 juta barel pada 16 Agustus hingga 30 September akan mendorong stok cadangan AS ke titik terendah sejak 1987.

Katalis juga datang dari Uni Eropa yang menyetop impor 90 persen minyak Rusia dari jalur laut mulai akhir 2022.

Yoga melanjutkan, dengan sentimen pasar yang saat ini positif terhadap harga minyak mentah, dia memperkirakan di kuartal III/2022 tahun ini pergerakan harga minyak mentah cenderung masih dapat bertahan bullish dengan level resistance di kisaran harga US$110-US$120 per barel.

"Namun, jika mendapat katalis negatif, maka harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga US$85-US$75 per barel," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Harga Minyak opec icdx harga minyak mentah wti
Editor : Pandu Gumilar

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top