Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ambruk Rp15.036 per Dolar AS, BI Tahan Suku Bunga 3,5 Persen

Ketika rupiah berakhir loyo, mata uang yen Jepang juga melemah 0,25 persen, dolar Singapura melemah 0,06 persen, dan yuan China melemah 0,11 persen.
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan Kamis (21/7/2022) tertekan penguatan indeks dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, Kamis (21/7/2022) mata uang Garuda ditutup melemah 0,31 persen atau 47 poin ke Rp15.036. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,06 persen ke 107,13.

Bersama rupiah, mata uang yen Jepang juga melemah 0,25 persen, dolar Singapura melemah 0,06 persen, peso Filipina melemah 0,11 persen, dan yuan China melemah 0,11 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi Ibrahim Assuaibi mengatakan saat ini investor memperdebatkan apakah pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) akan memberikan sinyal kenaikan 25 basis poin atau kenaikan setengah poin untuk mengekang inflasi yang tidak terkendali. Bank sentral juga kemungkinan akan mengungkap alat manajemen krisis barunya.

Dolar mencapai level tertinggi 20 tahun pekan lalu setelah Indeks Harga Konsumen AS mencapai puncak empat dekade sebesar 9,1 persen untuk tahun ini hingga Juni, mendorong beberapa pedagang pasar uang untuk bertaruh pada rekor kenaikan suku bunga Fed 100 basis poin untuk Juli. Ekspektasi telah diturunkan menjadi konsensus untuk kenaikan 75 basis poin.

Asian Development Bank (ADB) menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia menjadi 5,2 persen tahun ini karena permintaan dalam negeri yang bagus dan pertumbuhan ekspor yang stabil. Revisi proyeksi tersebut diberikan dalam Asian Development Outlook (ADO) Supplement yang dirilis hari ini, Kamis (21/7/2022), naik dari prakiraan ADB sebelumnya pada bulan April sebesar 5,0 persen.

Laporan ini memperkirakan inflasi di Indonesia akan lebih tinggi tahun ini sebesar 4,0 persen dibandingkan dengan proyeksi ADB pada bulan April sebesar 3,6 persen, akibat tingginya harga komoditas.

Untuk 2023, ADB memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,3 persen dan inflasi mencapai 3,3 persen.

Untuk perdagangan besok, Jumat (22/7/2022), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.990 - Rp15.030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper